Senin, 31 Oktober 2011

OPERATOR LOGIKA


NO
OPERATOR
OPERATOR
ARTI DALAM BAHASA

NAMA
LAMBANG
SEHARI-HARI
1.
Negasi
~
Tidak, bukan
2.
Konjungsi
Ù
Dan, tetapi,meskipun, walaupun
3.
Disjungsi
Ú
atau
4.
Implikasi/Kondisi
Þ
Jika…maka…
5.
Biimplikasi
Û
Jika dan hamya jika…maka…

LOGIKA MATEMATIKA


KIR 2
KAMIS, 3 NOPEMBER 2011
KELAS 7
SMP N 1 KEMANGKON
KIR KL 7 YESS, YESS, BERES, RESS
LOGIKA MATEMATIKA
LOGIKA adalah metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran.
PENALARAN adalah suatu bentuk pemikiran yang masuk akal.
SISTEM LOGIKA: pernyataan tunggal dinyatakan dengan premis p, q; pernyataan majemuk dinyatakan dengan pernyataan tunggal dan operator.
OPERATOR LOGIKA
INGKARAN ATAU NEGASI
Ingkaran atau negasi suatu pernyataan ~p yang bernilai benar jika p bernilai salah dan bernilai salah jika p bernilai benar.
Contoh:
p:semua siswa memakai sepatu hitam
~p:tidak benar bahwa semua siswa memakai sepatu hitam.
~p:semua siswa tidak memakai sepatu hitam.
Tabel Kebanaran:
Keterangan:
B = benar
S = salah
KONJUNGSI
Konjungsi adalah pernyataan majemuk dengan penghubung dan.
Contoh:
p:Pura Tanah Lot terletak di Bali
q:Pura Tanah Lot berada di pantai
pÙq:Pura Tanah Lot terletak di Bali dan berada di pantai.
Tabel Kebenaran:
Keterangan:
B = benar
S = salah
TUGAS
TUGAS KELAS
Tentukan ingkaran pernyataan berikut ini serta tentukan nilai kebenarannya:
a.(-9)x6=-54
b.Bunga melati berwarna merah.
c.Aku mempunyai adik.
 d.Taj Mahal terletak di India.
e.75 habis dibagi 4.
Jawaban TUGAS Kelas
TUGAS RUMAH
SOAL:
Diketahui pernyataan-pernyataan majemuk yang dinyatakan dengan notasi berikut:
p:Kamboja adalah salah satu negara ASEAN.
q:Ibu kota Kamboja terletak di Phnom Penh.
SOAL:
Tentukan pernyataan-pernyataan majemuk yang dinyatakan dengan notasi berikut:
a.pÙq
b.qÙp
c.~pÙq
d.pÙ~q
SEKIAN
SAMPAI JUMPA KAMIS , 10 NOPEMBER 2011
SALAM  

ANALISIS DATA SUSULAN TESIS MAGISTER BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ANALISIS
DATA ANXIETY KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA
GURU MATEMATIKA SMP MELALUI ANXIETY KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS VIII F DALAM BELAJAR MATEMATIKA

DESKRIPSI KEADAAN KELAS VIII F
Jumlah peserta didik: 39
Absent : 2 ( satu peserta didik sakit dan satu peserta didik ijin)
Data yang masuk: 37
Data yang tidak masuk: -
Asal kelas peserta didik tahun pelajaran 2010/2011: 7C, 7D, 7E, 7F, 7G.
Guru yang mengajar matematika: Prich Purwanti, SPd
Waktu: Hari Sabtu, 22 Oktober 2011, jam ke-4: waktu: 09.00-09.40
Setting kelas:
Guru matematika pada awal pertemuan menerima pernyataan kecemasan terhadap belajar matematika peserta didik. Sebagai contoh: “Bu, mengapa nilai UTS saya begitu buruk, apa ini tidak salah?” kata salah seorang peserta didik. Guru memberitahukan bahwa nilai yang diberikan sudah sesuai ketentuan yang berlaku. Kemudian guru mengingatkan peserta didik akan hal-hal yang dapat membantu dalam belajar matematika. Di antaranya melalui ketekunan belajar yang menimbulkan sikap disiplin, teliti dan jujur, selain itu dengan memiliki buku catatan yang lengkap, rapi dan bersih dari corat-coret yang tidak berguna. Kemudian guru matematika menanyakan kepada peserta didik : “ Mengapa kalian belajar matematika?” . Peserta didik menjawab: 1. Ada jadualnya, 2. Ada ilmunya, 3. Supaya pintar berhitung. Dari beberapa jawaban peserta didik tersebut, kemudian guru menugaskan peserta didik untuk menuliskan cita-cita dalam belajar matematika.
Berikut ini disajikan data portofolio dari 13 dari 37 portofolio yang masuk.
Deskripsi instruksi guru matematika dalam bahasa Indonesia:
Jenis kalimat: kalimat perintah.
Kalimat: Tuliskan cita-cita kalian dalam belajar matematika. Jangan mencantumkan identitas.
Tabel Data Anxiety Kemampuan Bahasa Indonesia Peserta didik dalam belajar matematika.
No
Portofolio
1.
Cita-cita belajar Matematika
Þingin menjadi orang yang pintar matematika.
2.
Cita-cita saya
Þingin menjadi pemain sepak bola yang profesional.
3.
Aku ingin menjadi orang yang sukses dan tidak mengecewakan orang tua dan membuat orang tua tersenyum.
4.
Agar bisa pintar menghitung untuk menjadi pedagang yang sukses supaya tidak dibohongi orang lain dalam menghitung.
5.
Mendapat nilai yang tinggi dan dapat memahami semua materi yang diajarkan oleh guru.
6.
Saya ingin menghitung dengan cepat dan benar.
7.
Cita-cita dalam belajar Matematika
Þsupaya menjadi Pegawai Bank.
8.
Cita-cita saya dalam belajar matematika ini agar saya bisa jadi guru matematika.
9.
Ingin menjadi Ilmuwan terutama di bidang matematika. Karena matematika adalah pelajaran yang memuat berbagai pelajaran seperti: fisika, geografi dll. Selain itu menjadi ilmuwan terutama bidang matematika adalah sosok orang yang identik dengan pintar/genius.
10.
Ingin menjadi lebih pintar, mengetahui semua rumus matematika yang lama ataupun yang baru.
Agar bisa menjadi pelajar yang pintar dan pandai agar bisa mengajari rumus matematika ke adik kelas.
11.
Cita-cita dalam belajar matematika
Þingin Pandai Matematika
Ingin bisa Pelajaran MTK
Supaya jadi guru MTK.
12.
Cita-cita saya:
Ingin menjadi pintar dan menjadi orang yang dibanggakan dan membuat pesawat terbang bersama keluarga saya ke mana-mana yang saya inginkan misalnya pergi ke Amerika.
13.
Tuliskan cita2 nya
Cita 2 saya ingin menjadi Pegawai astronot astronot biar bisa pergi ke luar angkasa untuk melihat bulan.

Analisis Anxiety kemampuan berbahasa Indonesia guru Matematika:
Berdasarkan analisis data di atas maka dapat dipisahkan dalam dua kategori. Kategori pertama data dalam wilayah setting kelas adalah masuk ke dalam variabel Y dalam instrumen kuantitatif jembatan menuju analisis kualitatif dalam penelitian ini. Yaitu I.
V.4.
Pemikiran saya mengetahui apakah saya disangka benar untuk belajar, mengapa saya seharusnya mempelajari Matematika, dan bagaimana saya dapat menggunakan apa yang saya pelajari.


 Sedangkan tabel anxiety kemampuan berbahasa Indonesia peserta didik dalam belajar matematika dalam ke- 13 contoh portofolio tersebut masuk dalam kategori variabel X dalam instrumen kuantitatif jembatan menuju analisis kualitatif dalam penelitian ini. Yaitu: II.
II.5.
Memberikan sebuah tulisan copian dan tes tertutup (yang dibangun menurut langkah 1-4) untuk setiap peserta didik di dalam kelas. Katakan pada kelas bahwa setiap peserta didik adalah untuk membaca perjalanan dan mengisi setiap kekosongan dengan satu buku kata yang peserta didik (putra/putri) pikirkan membuat pengertian. Semua ilustrasi petunjuk untuk tipe tes ini, yang akan menjadi tidak familiar pada peserta didik kebanyakan, menulis sebuah tipe kalimat tertutup (dengan formulir) pada papan tulis dan memiliki kata-kata saran kelas untuk menempatkan dalam formulir isian.
 Dari tautan tersebut dapat dilihat bahwa tindakan guru matematika dalam kegiatan belajar mengajar tersebut masih mengikuti landasan yang kokoh dalam prosedur umum belajar bahasa dan matematika atau belajar matematika dan bahasa. Landasan tersebut masih mengikuti pendapat: (Gagne, Briggs (1974), Tuckman (1972) dalam Bell (1978)).
 Dari tautan yang sedikit ini antara satu komponen dalam instrumen variabel Y ( Keberhasilan Pembelajaran guru matematika SMP) dan instrumen variabel X (Kemampuan berbahasa Indonesia guru Matematika SMP) diperoleh informasi bahwa anxiety kemampuan berbahasa Indonesia peserta didik dalam tabel di atas menunjukan bahwa peserta didik  mampu menghasilkan produk berupa hasil belajar. Hasil belajar tersebut diperoleh dalam proses belajar mengajar di dalam kelas bersama guru matematika yang merupakan orang tua kedua peserta didik di dalam kelas di SMP, seperti ditunjukan dalam setting kelas dalam data di atas. Sehingga anxiety kemampuan berbahasa Indonesia guru matematika menimbulkan produk proses belajar mengajar matematika dalam suasana yang baru, yang hasilnya akan diukur dalam tes yang akan datang . Karena tes yang baru memunculkan anxiety kemampuan berbahasa Indonesia peserta didik adalah UTS yaitu ulangan tengah semester. Maka yang berikut yang setara adalah US yaitu ulangan semester, yang akan ditempuh setengah semester ke depan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa anxiety kemampuan berbahasa Indonesia peserta didik SMP dalam belajar matematika menjadi preparasi turunan bagi anxiety kemampuan berbahasa Indonesia guru matematika SMP.