Minggu, 16 Maret 2014

CINTA ADALAH SEBUAH PENJELASAN

Sebuah kata cinta mungkin memiliki makna yang menjurus ke penngertian kelamin, apabila ditinjau dari kacamata agama islam. Akan tetapi cinta ditinjau dari segi psikologi, akan memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Misalkan: cinta seorang ibu kepada anaknya, ini dikisahkan dalam berbagai legenda, misalnya legenda Gunung Tangkuban Perahu, atau terkenal dengan kisah Sangkuriang. Ada lagi kisah Roro Jonggrang yang melawan Bandung Bondowoso yang telah membunuh ayah kandungnya sendiri, kisah ini menunjukkan cinta seorang anak kepada ayahandanya yang tak kenal menyerah. Dua kisah di atas merupakan kisah yang memiliki hubungan yang bersifat turunan dan anti turunan atau integral. Dalam pembicaraan sastra ini, kita bisa membahas Matematika melalui tema-tema cinta.
Dalam kurikulum 2013, membudayakan mata pelajaran yang tematis, sastra menjadi alat utama dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, sastra Indonesia, menjadi hal yang wajib dikuasai oleh para guru di setiap jenjang pendidikan, sehingga kekayaan susastra tanah air menjadi hal utama sebagai hal non ilmiah yang memberikan kontribusi terhadap pembelajaran ilmiah di sekolah-sekolah.
Sebaliknya, dalam pembelajaran susastra, tentu pembahasan dimulai dari tema-tema yang ilmiah, sehingga untuk memasuki hal yang non ilmiah, supaya didahului dengan materi yang ilmiah. Misalkan hendak guru sastra hendak menyampaikan pelajaran tentang roman siti nurbaya, maka guru bisa memulainya dengan merumuskan adanya racun-racun yang menyebabkan kematian pada manusia, misalnya msg, makanan kedaluwarsa, atau racun sianida dan lain-lainnya. Hal ini agar terjadi hubungan yang terkontrol antara para guru mata pelajaran ilmiah dan guru mata pelajaran non ilmiah dalam mengembangkan pembelajaran, sehingga tampak adanya kolaboratif di antara para guru ilmiah dan non ilmiah dalam mengajarkan bagaimana belajar.
Dalam kurikulum 2013, tema yang dikembangkan adalah menyebutkan Belajar sabagai Belajar.
Belajar adalah proses berkelanjutan yang tidak terputus, atau dikenal sebagai long life education. Siapa yang rajin belajar, maka dia akan menjadi pintar.
Cinta adalah landasan utama dalam setiap pelaksaanaan pembelajaran, cinta yang dikembangkan adalah cinta terhadap Belajar. Cinta memunculkan perasaan yang berbahagia, sehingga siapapun siswa dan guru, guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar akan merasakan kepuasan dalam belajar, orientasi kurikulum dan penekanan kurikulum bukan lagi pada hasil belajar akan tetapi kepada rasa puas setelah mengikuti dan melaksanakan seranngkain proses pembelajaran. Perasaan ini sudah melampaui hasil belajar dan hasil perubahan tingkah laku karena belajar.
Semoga dengan terlaksananya kurikulum 2013 dengan sempurna nantinya, akan tercipta generasi yang memiliki rasa cinta kasih sayang yang didasarkan kepada perasaan berketuhanan yang maha Esa. Sebagai pendidik dan tenaga kependidikan, wajib memberikan dukungan dan partisipasi yang aktif sebagai penjabaran keterbukaan terhadap program yang dilaksanakan oleh pemerintah. Semoga itikad baik dan rasa loyalitas serta dedikasi kita, akan senantiasa memperoleh rahmat dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Rabbbal'alamin.