Kamis, 25 April 2013

KISAH SEEKOR BURUNG PARKIT

KISAH SEEKOR BURUNG PARKIT
(KKisah yang bernilai Khiasan)

Pada suatu hari, hujan turun lebat bagaikan tercurah dari langit. Ketika itu, pintu rumah sebelah samping berderak-derak, tandanya terkena angin dalam hujan itu. Sedang aku menutup pintu halaman samping, betapa terpana melihat ada seekor burung parkit, terhempas oleh angin dan hujan sore itu. Dengan setulus hati kupungut burung yang lunglai oleh hempasan hujan itu dan kurawat dengan tenang dan sabar, kemudian kuamankan di sebuah sangkar yang ada di rumahku.
Esok harinya, tampaklah si burung parkit segar di jemur di bawah sinar cahaya mentari. Oh, alangkah indahnya bulu si burung parkit yang kehijauan dengan guratan warna hitam dan putih i sekitar leher, mirip burung cendrawasih yang terkenal indah mempesona.
Adakah yang kurang dari si burung parkit?
Mungkin, dalam sebuah kehidupan ada yang harus dipasang-pasangkan, oleh karena itu, aku merasa arus mencarikan si burung parkit itu pasangan hidupnya, supaya ada teman bermain dan bercanda. Kemudian aku pergi ke pasar burung, aku merasa si burung parkit yang ada di sangkar burung itu adalah burung jantan, sehingga aku mencoba membelikan seekor parkit betina yang tubuhnya lebih mungil dari parkit jantan. Ternyata amat riang rasa gairah hidup sejoli parkit itu.
Mengapa kita tidak mencoba mencari kegembiraan dengan pasangan kita yang pas?
Supaya kita memiliki kegembiraan dan gairah hidup yang meluap-luap, maka kita harus memiliki pasangan hidup yang sesuai, seperti kisah si parkit. Semoga apa yang akan terjadi besok adalah sebuah kenyataan yang sudah digambarkan dalam ilham ssepasang parkit, tadi. Sekian. Semoga bermanfaat, bagi kita semua.