Sabtu, 09 November 2019

THO HOLY JOURNEY TO HAJI (BAGIAN 20)


THE HOLY JOURNEY TO HAJI (bagian 2)
(...haji tidak rofas, tidak fasik dan tidak jidal..., QS Al Baqarah ayat 197)
Prich Purwanti
Novel
Kisah Cinta 41
10/11/2019, ini hari peringatan Hari Pahlawan. Tadi pagi di masjid 'Aly bada shalat jamaah Subuh tausiah tentang maulud Nabi Muhammad saw. 
Aku teringat beberapa tahun yang lalu. Aku merasa terlepas dari segala nestapa hidup. Ketika kesia-siaan hidup hampir mendekapku. 
Mahasiswa semester rendah. Belum juga mendapatkan kartu hasil belajar. Jika aku kedatangan rekan mahasiswa berlainan jenis dan berbeda keyakinan lagi. Tak terkira malunya aku. Garis tanganku yang tak bisa kutentang. 
Waktu itu aku hidup dijaman mahasiswa berkeluarga sambil kuliah. Lingkungan keluargaku amat kuat memegang adat. Rasanya tak terkira malu.
Ketika aku mengikuti ujian, ada yang harus kuulang. Aku ulang lagi. 
Tiba-tiba Bapak Dozen beri nasihat. "Makanya mahasiswa baru tidak boleh masuk ekstrakurikuler dulu. Nanti setelah semester tiga."
Alhamdulillah. Aku seakan terlepas dari segala hal yang tidak masuk akalku. Ini ternyata tempat belajar usia dewasa. Mereka sudah berpikir jauh dalam bergaul.
Aku akhirnya hanya ambil kuliah dan membayar kewajiban ke organisasi kopma. Kegiatan yang diadakan harus kutinggalkan.
Aku sibuk menekuni perkuliahan. Rasa bersalah yang besar dan dosa kepada kedua Ibu Bapak mulai menipis.
Ketika aku pulang berjalan kaki menyusuri setapak di kampus. Satu dua , satu dua langkahku. Kulihat bunga-bunga rumput tumbuh segar putih dan harum. 
Tiba-tiba entah datang dari mana ada suara jauh di dalam hati, Nabi Muhammad saw. 
Rasa yang amat indah dan kuat tiba-tiba terasa tertancap di dalam hati.
Subhanallah. Ada rasa cinta telah bertasbih dalam dadaku. 
Ketika aku tidur malam hari . Datanglah kepadaku dalam keadaan aku tertimbun kertas-kertas tugas kuliah. Seorang bapak yang amat bersih pakaiannya panjang berwarna merah cemerlang. Beliau memberikan sebuah benda terbuat dari tanah seperti tempat minum, mirip juga vas bunga. Aku terima, lalu aku mengucapkan terima kasih.
Dalam hati , oh Nabi saw. 
Berikut kemudian, temanku Lies datang . Duduk dia di kamar koshk
datang . Duduk dia di kamar koshku. Bercerita tentang orang yang bermimpi bertemu Nabi saw, maka akan wangi bau semerbak.
Masya Allah seperti apa wanginya.
Siti Khadijah biasa membawa kendi air minum. Mungkin juga aku harus mencontoh untuk selalu membawa air minum.
Ketika sampai aku berdoa agar kedua ayah ibuku mendapat rezeki yang banyak untuk biaya haji.
Aku sendiri amat jauh. Teman saja masih anak Hondu Bali.

Tapi aku harus belajar agamaku terus. Kalau memang jodohku Hindu aku harus menuntunnya berislam. Aku yakin Islam adalah penyelamat manusia dari segala kesengsaraan. Apalagi alam hidup makhluk bukan hanya dunia.
Aku tidak tahu akan yang menimpaku kemudian.
Pelajaran agama saja yang menuntun aku untuk kuat menjalani hidup.
Agama adalah pencerahan. Penerang hati bagi penganutnya.
Pada akhirnya, hanya Allah SWT yang menunjukkan hal terbaik bagi hambaNya.
Ketika aku didiagnosa mengidap penyakit yang mematikam. Bahkan diramalkan tahun depan akan mati. Semua harus diterima dengan lapang dada. Jika ada kesempatan berikhtiar, maka manusia wajib berikhtiar. Kemudian berdoa. Kita menerima hasil yang Allah Taala putuskan. 
Allah telah berfirman bahwa semua yang berjiwa akan mengalami mati.
Nabi saw telah bersabda bahwa kita tidak boleh berbuat mendekati mati.
Akan hal hidup adalah bekal kehidupan sesudah mati.
Wallahua'lambisawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar