Prich Purwanti
(telah ada pada diri nabi Muhammad saw uswatun
khasanah , suri teladan yang baik ..(QS Al Ahzab ayat 21)
Novel
Nabi Muhammad
saw, adalah Nabi umat muslim. Allah telah mengutusnya sebagai Nabo akhir zaman.
Nabi saw telah menyatakan dalam Sabdanya bahwa bila di suatu masa banyak oranng
yang mengaku nabi sesudah kematiannya, itulah pendusta. Nabi Isa as saja lusa
ketika diutus allah kembali ke dunia untuk tugas membunuh dajal. Beliau akan menggunakan syariat Nabi saw dalam
melaksanakan ibadahnya. Hal ini telah diterangkan dalam Sabda Nabi sae yang
lain. Selain itu tugas membunuh dajal hanyalah tugas bagi nabi Isa as, sehingga
semua umat Nabi saw dilarang melakukan pembunuhan sama sekali.
Seorang anak yatim yang sangat dikasihi
oleh sang kakek ialah nabi Muhammad saw. Kakek nabi saw adalah seorang kakek
yang kaya raya. Beliau pernah bersitegang dengan seorang raja yang bernama
Abrohah. Kisah kakek beliau terkenal dengan kisah burung Ababil. Kisah itu
adalah sebagai berikut:
ABABIL, burung yang memporak-porandakan tentara Abrahah
Pernahkah
Anda mendengar burung yang bernama Ababil? Jika Anda seorang muslim
sejati pasti tidak asing lagi terhadap nama burung yang satu ini. Ia bukan
jenis burung yang spesiesnya ada di dunia, bukan pula jenis burung yang
penciptaannya untuk melengkapi keindahan dunia. Akan tetapi dia (Ababil)
sengaja di ciptakan Allah untuk menghancurkan kesombongan, keserakahan dan
arogansi seorang panglima perang yang paling ditakuti pada masanya itu.
Dialah Abrahah, panglima perang negeri Yaman yang amat termahsyur karena kebengisan dan kekuatan pasukannya. Akan tetapi, sekuat apa pun bala tentara manusia, tidak akan pernah sanggup melawan kekuatan bala tentara Allah. Bala tentara Allah itu salah satunya adalah Ababil.
Inilah kisah yang sangat mengerikan itu, kisah yang terjadi pada masa sebelum kelahiran Nabi Muhammad, Rasul akhir zaman. Kisah ini bermula ketika Abrahah merasa iri terhadap kota Mekkah yang yang di dalamnya terdapat ka'bah atau Baitullah yang selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang Arab yang hendak melakukan ibadah haji setiap tahun. Pada masa Jahiliah, tata cara ibadah haji tidak seperti pada masa Islam sekarang ini, dan tujuannya pun bukan untuk menyembah Allah, melainkan berhala-berhala sembahan mereka yang terdapat di sekitar ka'bah.
Ia mempunyai hasrat yang besar ingin menghancurkan ka'bah dan mengalihkan peribadatan orang-orang Arab ke Yaman, yaitu sebuah gereja besar yang didirikan oleh Abrahah. Sebelum melakukan penyerangan ke Mekkah, ia terlebih dahulu mengirimkan seorang utusan untuk memberi tahu maksud dan keinginannya. Utusan itu menganjurkan bagi penduduk Mekkah agar mereka beribadah haji di Yaman saja. Jika tidak, maka Ka'bah akan dihancurkan. Rupanya ancaman utusan Abrahah tidak di hiraukan oleh penduduk Mekkah, mereka tetap saja beribadah di Mekkah.
Karena pembangkangan penduduk Mekkah, akhirnya Abrahah benar-benar marah dan memerintahkan seluruh pasukannya untuk segera bersiap-siap menyerang Mekkah dan menghancurkan Ka'bah. Pasukan Abrahah ini memiliki peralatan perang yang sangat lengkap, baju besi dan gajah-gajah yang akan di pergunakan untuk merobohkan ka'bah. Apalah arti kekuatan manusia bila berhadapan dengan gajah-gajah!! Sungguh amat kuat, tapi saksikanlah, sebentar lagi bala tentara Allah yang jauh lebih kuat dari pasukan Abrahah akan menghancurkan Abrahah dan pasukannya tanpa sisa. Abrahah memberitahukan tujuan penyerangannya bukan bermaksud ingin berperang, melainkan hanya ingin menghancurkan Ka'bah. Kala itu penduduk Mekkah yang dipimpin oleh Abdul Muthallib tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan niat Abrahah. Tidak ada pilihan lain kecuali pasrah dan menyerah.
Beberapa saat sebelum penghancuran Ka'bah, Abrahah memberi waktu kepada seluruh penduduk Mekkah untuk segera meninggalkan Mekkah dan mengungsi. Abdul Muthollib menginstruksikan kepada kaumnya untuk segera berlindung dan mengungsi dibalik bukit-bukit disekitar Mekkah.
Ada kisah tersendiri mengenai Abdul Muthallib dan Abrahah. Dalam perjalanan ekspansi pasukan Abrahah menuju penghancuran Ka'bah, ternyata Abrahah telah merampas unta-unta milik penduduk Mekkah dan sekitarnya, termasuk unta milik Abdul Muthollib. Maka dengan amat murka, kakek Nabi ini memberanikan diri untuk meminta kembali unta-unta yang dirampas Abrahah. Demi untuk mendapatkan kembali harta bendanya,Muthallib pun mengunjungi tenda peristirahatan Abrahah seorang diri tanpa pengawalan. Dan dialog pun terjadi di antara mereka.
"Ada perlu apa Anda menemui aku?" tanya Abrahah. "Anda telah merampas 200 ekor unta milikku dan 400 ekor unta milik penduduk Mekkah. Aku datang untuk meminta Anda mengembalikan semua itu kepada kami", jawab Muthallib. Abrahah terkejut dan tertawa terbahak-bahak sambil mengejek, "Anda ini aneh sekali. Saya datang hendak merobohkan Ka'bah, dan Anda datang kepadaku dengan urusan yang remeh? Dimanakah nyali dan harga diri Anda? Pantaskah Ka'bah yang Anda dan bangsa Arab yang dimuliakan itu sedang dalam keadaan bahaya, justru Anda hanya menuntut onta Anda dikembalikan??"
"Tentu saja", sanggah Mutthalib. "Unta-unta itu kepunyaanku dan penduduk Mekkah. Maka aku wajib memeliharanya. Sedangkan Ka'bah bukan kepunyaanku. Ka'bah adalah kepunyaan Allah, maka Dia-lah yang akan melindungi dan memeliharanya".
Kembali Abrahah tertawa terbahak-bahak seolah melecehkan perkataan Abdul Muthallib, "Apakah Allah yang konon pemilik Ka'bah itu akan mampu merintangiku menghancurkannya?"
"Aku tidak tahu, itu urusan Allah. Tapi aku yakin, Allah tidak akan membiarkan milik-Nya dinodai oleh siapa pun."
"Jadi Anda tidak ingin memintaku untuk menghentikan niatku menghancurkan Ka'bah?"
Abdul Muthallib menggelengkan kepala, "Tidak!."
Jawaban yang tenang dan meyakinkan dari Abdul Muthallib membuat Abrahah tidak tenang. Namun dia tidak peduli dengan kerisauannya. Meski hatinya di dera rasa was-was dan risau, namun Abrahah tetap melanjutkan niatnya dan segera memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan unta-unta bangsa Arab, kemudian menyelesaikan misinya yaitu menghancurkan Ka'bah.
Detik-detik penghancuran pun tiba, Abrahah dan pasukan bergajah nya mulai mendekati Ka'bah. Abrahah merasa yakin bahwa dia akan dapat menghancurkan Ka'bah dengan sangat mudah. Namun apa yang terjadi selanjutnya?? Kekuasaan dan pertolongan Allah pun tiba. Di awali dengan enggan nya gajah-gajah tersebut menyentuh Ka'bah, seolah-olah gajah-gajah itu tahu bahwa sebentar lagi mereka akan mengalami nasib tragis dan mengerikan.
Benar saja, gerombolan burung-burung Ababil yang berjumlah, ratusan, ribuan, bahkan mungkin jutaan telah melayang-layang tepat di atas mereka. Jumlah burung sebanyak itu bagaikan kumpulan awan hitam pekat yang mengandung petir dahsyat yang siap menyambar musuh-musuh Allah.
Di antara paruh-paruh dan kaki-kaki Ababil itu terdapat bara api yang sangat panas yang berasal dari kerikil-kerikil neraka. Apa yang dilakukan Ababil? Ternyata bara api itu mereka jatuhkan tepat di objek sasarannya,yaitu musuh Allah, Abrahah dan pasukannya. Satu per satu mereka dihujani bara api. Satu bara api yang sebesar kerikil itupun mampu melelehkan kulit-kulit tentara Abrahah dan menghanguskan tubuh-tubuh mereka dan hancurlah mereka sebelum mereka berhasil menghancurkan Ka'bah.
Demikianlah kisah Ababil dalam sejarah. Dan kisah tersebut benar-benar nyata. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa hikmah yang terkandung di dalamnya. Kisah tersebut mengajarkan kita untuk meyakini bahwa kekuasaan Allah dan kekuatan-Nya sangat besar dan tak terkalahkan. Yakinlah bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat terhadap hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Renungkan lah.. Wallahu'alam..
Dialah Abrahah, panglima perang negeri Yaman yang amat termahsyur karena kebengisan dan kekuatan pasukannya. Akan tetapi, sekuat apa pun bala tentara manusia, tidak akan pernah sanggup melawan kekuatan bala tentara Allah. Bala tentara Allah itu salah satunya adalah Ababil.
Inilah kisah yang sangat mengerikan itu, kisah yang terjadi pada masa sebelum kelahiran Nabi Muhammad, Rasul akhir zaman. Kisah ini bermula ketika Abrahah merasa iri terhadap kota Mekkah yang yang di dalamnya terdapat ka'bah atau Baitullah yang selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang Arab yang hendak melakukan ibadah haji setiap tahun. Pada masa Jahiliah, tata cara ibadah haji tidak seperti pada masa Islam sekarang ini, dan tujuannya pun bukan untuk menyembah Allah, melainkan berhala-berhala sembahan mereka yang terdapat di sekitar ka'bah.
Ia mempunyai hasrat yang besar ingin menghancurkan ka'bah dan mengalihkan peribadatan orang-orang Arab ke Yaman, yaitu sebuah gereja besar yang didirikan oleh Abrahah. Sebelum melakukan penyerangan ke Mekkah, ia terlebih dahulu mengirimkan seorang utusan untuk memberi tahu maksud dan keinginannya. Utusan itu menganjurkan bagi penduduk Mekkah agar mereka beribadah haji di Yaman saja. Jika tidak, maka Ka'bah akan dihancurkan. Rupanya ancaman utusan Abrahah tidak di hiraukan oleh penduduk Mekkah, mereka tetap saja beribadah di Mekkah.
Karena pembangkangan penduduk Mekkah, akhirnya Abrahah benar-benar marah dan memerintahkan seluruh pasukannya untuk segera bersiap-siap menyerang Mekkah dan menghancurkan Ka'bah. Pasukan Abrahah ini memiliki peralatan perang yang sangat lengkap, baju besi dan gajah-gajah yang akan di pergunakan untuk merobohkan ka'bah. Apalah arti kekuatan manusia bila berhadapan dengan gajah-gajah!! Sungguh amat kuat, tapi saksikanlah, sebentar lagi bala tentara Allah yang jauh lebih kuat dari pasukan Abrahah akan menghancurkan Abrahah dan pasukannya tanpa sisa. Abrahah memberitahukan tujuan penyerangannya bukan bermaksud ingin berperang, melainkan hanya ingin menghancurkan Ka'bah. Kala itu penduduk Mekkah yang dipimpin oleh Abdul Muthallib tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan niat Abrahah. Tidak ada pilihan lain kecuali pasrah dan menyerah.
Beberapa saat sebelum penghancuran Ka'bah, Abrahah memberi waktu kepada seluruh penduduk Mekkah untuk segera meninggalkan Mekkah dan mengungsi. Abdul Muthollib menginstruksikan kepada kaumnya untuk segera berlindung dan mengungsi dibalik bukit-bukit disekitar Mekkah.
Ada kisah tersendiri mengenai Abdul Muthallib dan Abrahah. Dalam perjalanan ekspansi pasukan Abrahah menuju penghancuran Ka'bah, ternyata Abrahah telah merampas unta-unta milik penduduk Mekkah dan sekitarnya, termasuk unta milik Abdul Muthollib. Maka dengan amat murka, kakek Nabi ini memberanikan diri untuk meminta kembali unta-unta yang dirampas Abrahah. Demi untuk mendapatkan kembali harta bendanya,Muthallib pun mengunjungi tenda peristirahatan Abrahah seorang diri tanpa pengawalan. Dan dialog pun terjadi di antara mereka.
"Ada perlu apa Anda menemui aku?" tanya Abrahah. "Anda telah merampas 200 ekor unta milikku dan 400 ekor unta milik penduduk Mekkah. Aku datang untuk meminta Anda mengembalikan semua itu kepada kami", jawab Muthallib. Abrahah terkejut dan tertawa terbahak-bahak sambil mengejek, "Anda ini aneh sekali. Saya datang hendak merobohkan Ka'bah, dan Anda datang kepadaku dengan urusan yang remeh? Dimanakah nyali dan harga diri Anda? Pantaskah Ka'bah yang Anda dan bangsa Arab yang dimuliakan itu sedang dalam keadaan bahaya, justru Anda hanya menuntut onta Anda dikembalikan??"
"Tentu saja", sanggah Mutthalib. "Unta-unta itu kepunyaanku dan penduduk Mekkah. Maka aku wajib memeliharanya. Sedangkan Ka'bah bukan kepunyaanku. Ka'bah adalah kepunyaan Allah, maka Dia-lah yang akan melindungi dan memeliharanya".
Kembali Abrahah tertawa terbahak-bahak seolah melecehkan perkataan Abdul Muthallib, "Apakah Allah yang konon pemilik Ka'bah itu akan mampu merintangiku menghancurkannya?"
"Aku tidak tahu, itu urusan Allah. Tapi aku yakin, Allah tidak akan membiarkan milik-Nya dinodai oleh siapa pun."
"Jadi Anda tidak ingin memintaku untuk menghentikan niatku menghancurkan Ka'bah?"
Abdul Muthallib menggelengkan kepala, "Tidak!."
Jawaban yang tenang dan meyakinkan dari Abdul Muthallib membuat Abrahah tidak tenang. Namun dia tidak peduli dengan kerisauannya. Meski hatinya di dera rasa was-was dan risau, namun Abrahah tetap melanjutkan niatnya dan segera memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan unta-unta bangsa Arab, kemudian menyelesaikan misinya yaitu menghancurkan Ka'bah.
Detik-detik penghancuran pun tiba, Abrahah dan pasukan bergajah nya mulai mendekati Ka'bah. Abrahah merasa yakin bahwa dia akan dapat menghancurkan Ka'bah dengan sangat mudah. Namun apa yang terjadi selanjutnya?? Kekuasaan dan pertolongan Allah pun tiba. Di awali dengan enggan nya gajah-gajah tersebut menyentuh Ka'bah, seolah-olah gajah-gajah itu tahu bahwa sebentar lagi mereka akan mengalami nasib tragis dan mengerikan.
Benar saja, gerombolan burung-burung Ababil yang berjumlah, ratusan, ribuan, bahkan mungkin jutaan telah melayang-layang tepat di atas mereka. Jumlah burung sebanyak itu bagaikan kumpulan awan hitam pekat yang mengandung petir dahsyat yang siap menyambar musuh-musuh Allah.
Di antara paruh-paruh dan kaki-kaki Ababil itu terdapat bara api yang sangat panas yang berasal dari kerikil-kerikil neraka. Apa yang dilakukan Ababil? Ternyata bara api itu mereka jatuhkan tepat di objek sasarannya,yaitu musuh Allah, Abrahah dan pasukannya. Satu per satu mereka dihujani bara api. Satu bara api yang sebesar kerikil itupun mampu melelehkan kulit-kulit tentara Abrahah dan menghanguskan tubuh-tubuh mereka dan hancurlah mereka sebelum mereka berhasil menghancurkan Ka'bah.
Demikianlah kisah Ababil dalam sejarah. Dan kisah tersebut benar-benar nyata. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa hikmah yang terkandung di dalamnya. Kisah tersebut mengajarkan kita untuk meyakini bahwa kekuasaan Allah dan kekuatan-Nya sangat besar dan tak terkalahkan. Yakinlah bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat terhadap hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Renungkan lah.. Wallahu'alam..
Karena
peristiwa Ababil itu, kekayaan Abdul Muthalib kembali lagi dari raja abrohah
itu.
Kekayaan Abdul Mutholib, pada akhirnya
digunakan untuk pesta pernikahan putra kesayangannya abdullah. Abdullah sang
pemuda pujaan sewaktu itu, berhasil meminang Siti Aminah seorang gadis cantik
jelita. Keduanya sangat taat kepada Allah.
Setealh pesta pernikahan dilaksanakan
yaitu dengan pesta yang besar, akhirnya Siti Amiah mengandung anak Abdullah.
Sedang dalam keadaan mengandung Siti Aminah sering ditinggal bepergian oleh
suaminya bersama adiknya Abu Tholib. Suatu hari ketika kandungan Siti Aminah
berusia 2 bulan, ia mendapat kabar bahwa suaminya meninggal ketika sedang
berdagang di tempat yang jauh di sekitar kota Palestina. Berita itu menyebabkan
kesehatan ibu hamil menjadi berkurang.
Tentang kelahiran Nabi Muhammad saw, dalam
suatu riwayat, diceritakan bahwa pada suatu malam, ketika Nabi Muhammad saw
akan lahir, Siti Aminah didatangi orang perempuan muda, cantik sekali parasnya.
Mereka memakai pakaian yang indah, serta memakai wangi-wangian yang harum
semerbak memenuhi ruangan. “ Kami adalah asiyah dan Maryam. Kami sengaja datang
kesiini atas perintah Tuhan untuk menyambut kelahiran putramu yang kelak
menjadi Nabi akhir zaman.”
Siti Aminah menyambut kedatangan kedua
tamu perempuan itu dengan senang hati. Seorang demi seorang menjabat tangannya
serta memandang dengan senyum mesra dan mendoakannya. Kedua perempuan itulah
yang bertindak sebagai bidan menyusui bayinya dengan dibantu oleh beberapa
orang bidadari teman mereka. Sampai
akhirnya selesailah proses kelahiran itu. Mereka menemaninya hingga waktu subuh
tiba, kemudian mereka pamit meninggalkan.
Kelahiran Nabi Muhammad saw, telah
mengobati luka sang kakek. Karena riang gembiranya. Bayi Nabi Muhammad saw,
dibawa berlari mengelilingi ka’bah oleh Abdul Mutholib. Kakek Nabi saw,
berkeliling mengitari ka’bah sambil menggendong Nabi saw sebagai tanda syukur
kepada Tuhan.
Kemudian oleh sang kakek Nabi Muhammad saw
diberi nama Muhammad. Adapun dalam kitab terdahulu yaitu Injil. Nabi Isa as,
telah menyampaikan firman allah kepada umatnya bahwa akan lahir Nabi akhir
zaman bernama Ahmad. Tak lama setelah
bapknya Abdullah meninggal dunia. Tepatnya enam tahun usia Muhammad. Ibunya
Siti Aminah menghadap Tuhannya. Ibu Muhammad, wafat ketika perjalanan hendak
berziarah ke makam suaminya Abdullah. Muhammad akhirnya menjadi seorang anak
yatim piatu. Ia tinggal bersama kakeknya. Ketika kakeknya wafat, ia tinggal
bersama paman Abu Tholib. Muhammad kecil mengikuti pamannya berdagang hampir ke
seluruh negeri-negeri di jasirah Arab.
Sewaktu Siti Khadijah ra berumur lima
belas tahun. Dia sering datang ke ka’bah. Dia berdoa bersama umat lain yang
biasa berdoa di ka’bah. Ka’bah waktu itu adalah tempat berdoa kepada Tuhan nya
Yusuf. Ka’bah juga tempat berdoa kepada tuhan lata dan uza. Masing-masing yang
datang ke ka’bah berdoa kepada tuhannya sendiri-sendiri.
Pada suatu hari ketika Siti Khadijah
sedang berdoa. Datang seorang pendeta nasrani bernama bukhairo. Dia berkata
kepada Siti Khadijah bahwa akan datang Nabi baru. Nabi itu bernama Ahmad.
Mendengar berita tersebut, para penyembah lata dan uza yang berdoa bersama Siti
Khadijah, sangat marah. Mereka melempari dengan batu kepada sang pendeta
Bukhairo. Pendeta berlari menyelamatkan diri.
Sesampai di rumah Siti Khatijah bertemu
paman-pamannya yang saudagar. Ayahnya memang tewas karena peristiwa naas yang
menimpa keluarganya dulu. Pamannya datang bersama para pelamar yang hendak
menyunting Siti Khadijah. Setelah beberapa kali pernikahan yang dijalaninya dan
gagal. Ia sangat membutuhkan ayah yang baik bagi anak-anak dari suaminya atau
anak-anak pungut dari pasar-pasar budak di Mekah dulu. Khadijah seorang
saudagar wanita kaya dan baik hati.
Kebetulan paman Abu Tholib, seorang yang
memiliki relasi yang banyak. Bersama paman
Abu Tholib. Paman Naufal paman Siti
Khadijah adalah kawan Abu tholib berdagang. Nabi saw melamar kerja sebagai padagang di
tempat Siti Khadijahan , karena paman abu tholib mulai bangkrut dan tua. Paman
Naufal telah mempertemukan mereka. Sayangnya, paman Naufal akhirnya menjadi
Nasrani. Dia tidak lagi menjadi penyembah Tuhan Yusuf.
Siti Khadijah, mengamati pegawainya yang
baru yang bernama Muhammad. Dia sangat tertarik kepada kejujuran Muhammad.
Perdaganagn yang dipercayakan kepadanya sering kali mendatangkan keuntungan.
Sebab Muhammad dalam berdagang tidak pernah berlaku curang. Pernah Muhammad
menemukan pedagang yang menjual barang dagangannya. Sangat laris dan harganya
mahal. Ternyata ketika Muhammad memriksa daganagn pedagang itu, tidaklah sama
yang tampak di luar dan bagian dalamnya. Di luar kering di sebelah bawahnya basah.
Suatu hari Siti Khadijah memanggil
Muhammad pegawainya yang baru. Ia melamar Muhammad untuk menjadi suaminya.
Muhammad yang masih sendiri menerima lamaran Siti khadijah untuk menjadi suami.
Maka Siti Khadijah sekarang sudah memberikan ayah baru bagi anak-anak suaminya
yang dulu dan pada anak-anak angkatnya.
Perkawinan dengan Muhammad, melahirkan
lima orang anak. Salah satu anaknya adalah Fatimah. Fatimah az zahra telah
ditakdirkan Allah sebagai anak Muhammad yang sangat kuat. Fatimah dibandingkan
saudara-saudaranya yang lain memiliki umur yang lebih panjang. Fatimah Az Zahra
menikah pada waktu Muhammad telah menjadi Rasul. Muhammad saw, menjadi rasul
dengan turunnya surat Al Alaq di gua hira.
Turunnya wahyu pertama lima ayat pertama
surat Al alaq di gua hira tersebut menandai diangkatnya Muhammad menjadi Nabi
akhir zaman. Ketika sedang bertapa di dalam gua dalam keadaan puasa 40 hari
lamanya. Muhamamd didatangi oleh
malaikat Jibril. Dia menyuruh Muhammad membaca “Iqra” . Setiap kali Muhammad
disuruh membaca dia menolak, karena merasa bodoh. Kemudian malaikat mengulangi
hingga tiga kali. Baru Muhammad saw bisa mengikuti bacaan malaikat Jibril itu.
Setelah mengetahui suaminya telah menjadi
Nabi. Siti Khadijah sangat senang hatinya. Sehingga ketika Nabi saw meminta dia
bersyahadat, maka dia juga mengucapkan kalimat syahadat. “Asyhadu alla ilaha
illalah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah.” Dengan bacaan syahadat tersebut
maka Siti Khadijah adalah orang yang pertama kali masuk Islam.
Syiar Nabi saw mula-mula berjalan
diam-diam. Hingga kemudian allah menurunkan wahyu agar nabi saw menyampaikan
risalah kenabiannya secara terang-terangan. Sehingga tersebarlah berita bahwa
ada nabi baru dari suku Quraisy. Dia adalah muhammad putra Abdullah. Skaum
kafir mekah sangat sakit hatinya mendengar berita adanya Nabi baru itu. Nabi
baru mengajarkan penyembahan hanya kepada Allah , dan perintah untuk mengikuti
Nabi baru itu.
Nabi Muhammad saw, memang berasal dari
keturunan terpandang suku Quraisy. Keluarganya terkenal sebagai penyembah Tuhan
nabi-nabi. Mereka sangat menentang penyembahan itu. Kaum kafir menghendaki
penyembahan kepada tuhan lata dan tuhan uza serta tuhan-tuhan lain yang mereka
sembah itu. Kejengkelan mereka menyebabkan Nabi Muhammad saw mendapatkan
perlawanan dan penyerangan. Kaum kafir menyiksa umat Muhammad saw yang mereka
tangkap. Hingga pada suatu masa yang sangat sulit, kekayaan kaum muslim
dirampas dan embargo segala hasil bumi agar kaum muslim menderita. Kesengsaraan
ini menyebabkan Siti khadijah yang telah memiliki menantu Ali bin abu Tholib,
suami Fatimah sangat menderita. Akhirnya sakit yang parah telah menyebabkan
siti Khadijah meninggal dunia.
Fatimah mendekati ibunya yang sakit
keras.” Fatimah, dekatlah kau kemari, Nak.’ Kata Khadijah kepada Fatimah. “Ada
apa Ibu?” jawab Fatimah sembari mendekati ibundanya yang sakit. “Ibu minta
tolong. Katakan pada ayahmu tentang peermintaan ibumu yang terakhir ini. Ibu
malu mengatakan sendiri kepada ayahmu, Nak.” Kata Khadijah kepada Fatimah. “
Katakanlah Ibu, nanti aku sampaikan kepada ayah.” Kemudian Khadijah membisikkan
sesuatu ke telinga Fatimah. Fatimah kemudian mendekati ayahnya dan mengatakan
pesan ibunya kepada sang ayah.
Ketika wafat, Allah telah menyiapkan kain
kafan untuk Siti Khadijah yang berasal dari surga. Makamnya terletak di Ma’la.
Ma’la adalah tempat yang dapat dijangkau dari Marwah. Di belakang Marwah
terletaklah makam Siti Khadijah. Semua kekayaan Siti Khadijah telah diwariskan
kepada Nabi saw sebagai bekal berdakwah beliau. Kekayaannya adalah meliputi dua
pertiga kekayaan yang ada di kota Mekkah. Subhanallahal’adziim.
Kesedihan Nabi Muhammad saw tak terkira
karena ditinggal mati istrinya Siti Khadijah. Dalam pada itu, kaum kafir mekkah
ternyata sedang mengendap-endap hendak mengadkan pembunuhan berencana terhadap
Nabi Muhammad saw. Namun sayang sekali Allah telah terlebih dahulu
memperjalankan Nabi saw ke masjidil Aqsa dari masjidil Haram. Kemudian
menlanjutkan perjalanannya ke sidratul muntaha yaitu ke surga. Perjalanan it
disebut Isra’ Mi’raj. Perjalanan Isra Miraj, merupakan perjalanan untuk
menerima perintah shalat. Perintah shalat yang seharusnya ada lima puluh waktu
seharu semalam. Karena pertemuan dengan Nabi Musa as di langit ke enam berubah
menjadi lima waktu sehari semalam. Bagi umat muslim, kewajiban shalat lima
waktu adalah amalan yang utama. Amalan ini adalah kunci masuk surga. Barang
siapa meninggalkan shalat, maka dia seorang yang suka maksiat kepada Allah.
Dosa meninggalkan shalat lenih besar daripada dosa berzina, dan dosa membunuh
serta dosa minum muniman keras.
Ada banyak manfaat dan hikmah menjalankan
shalat. Secara rasional shalat yang mengikuti petunjuk Nabi Muhammad saw adalah
merupakan ibadah yang i’tiba. Dari segi kesehatan shalat membawa umat menjadi
sehat jasmani dan rohani. Allah telah berfirman, shalat dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar. Shalat juga merupakan inti ibadah.
Sekembali dari Isra’ Mi’raj, Allah,
memerintahkan Nabi saw berhijrah. Beliau telah diperintahkan Allah berhijrah ke
Yatsrib. Yatsrib adalah negeri Madinah. Di sana Nabi Muhammad saw disambut oleh
kaum muhajirin. Sedangkan kaum Nabi saw, disebut kaum Ansor. Diantara kaum
muhajirin ada seorang perawat bernama Rufaidah. Kedatangan nabi saw yang
bertepatan dengan datangnya bulan purnama disambut dengan nyanyian.
Tolanga
badru ngalaina min tsani ya til wada,
wajaba
syukru ngalaina ,
madanga
lillahida,
ayuhal
syukru ngalaina...
Suami
Rufaidah yang telah berganti nama menjadi Abdullah juga ikut menyambut
Nabi suku Quraisy. Dia bersuka cita
menyambut pemimpin dakwah Islamiah mereka.
Dibalik suka cita itu, kaum kafir di
Madinah sangat geram dengan kabar kedatangan nabi bangsa Quraisy itu. Mereka
sangat ingin semua orang Madinah menyembah tuhan mereka yaitu tuhan lata dan
tuhan uza. Terutama suami Rufaidah yang merupakan seorang pedagang di Mekkah
menjadi incaran paman Rufaidah, Zalim. Abdullah sebelum muslim dia bernama
Abdulata. Abdulata adalah nama terbaik bagi penyembah tuhan lata. Abdullah
tewas oleh tangan pamannya sendiri dengan sangat mengenaskan. Tanpa
sepengetahuan Ruafidah paman Zalim telah menganiaya menantunya sendiri dengan
keji. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ketika sampai di rumah diusung oleh
para muslim lain. Abdullah membisikkan pesan beriisi kata-kata kepada Rufaidah
agar tetap berjuang di jalan Allah apa pun akibatnya. Itulah pesan terakhir
suami samapai akhir hayat. Selalu diingat dan digunakannya untuk berjuang di
jalan Allah.
Ketika paman Zalim telah masuk Islam dan
telah berganti nama. Ia memberi tahu perihalnya kepada Rufaidah. Maka Rufaidah
sangat terperanjat, dia berdoa kepada Allah agar ditunjukkan apa yang harus
dilakukan. Karena Allah telah rido kepada pamannya. Pamannya pun telah dihapus
dosanya ketika kafir dulu. Maka Rufaidah pun rido kepada pamannya itu. Lalu
Rufaidah menyuruh pamannya berjihad hingga menemui sahid. Alhirnya pamannya pun
menemui sahid.
Setelah perang demi perang berlalu. Nabi
saw juga mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi Madinah tahun 622 M.
Perjanjian itu disebut perjanjian Madinah. Isi perjanjian Madinah itu antara
lain adalah: 1. Orng-orang Islam dengan orang-orang Yahudi harus hidup sebagai
satu bangsa. 2. Kedua belah pihak harus menjalankan agamanya masing-masing dan
tidak boleh saling mengganggu.3. apabila salah satu pihak ada yang diserang
musuh, maka pihak lainnya harus membantu. 4. Apabila kota Madinah di serang
musuh kedua belah pihak harus bersama-sama mempertahankan. 5. Apabila terjadi
suatu perselisihan, maka Muhammad yang menjadi hakim yang terakhir dan
tertinggi. 6. Mulai saat ini, pertumpahan darah, pembunuhan dan kekerasan
diharamkan di Madinah. 7. Syarat-syarat perdamaian akan ditanda tangani
bersama.
Sampai dengan beliau Nabi Muhammad saw
wafat yaitu tahun 634, maka kota Madinah sudah menjadi kota yang aman. Demikian
juga kota Mekkah. Mekkah yang telah ditaklukkan pada tahun ke 8 Hijriah, telah
juga menjadi kota aman. Penduduk Mekkah telah dipintakan Allah agar semua
menjadi muslim. Penduduk Mekah yang membangkang karena doa Nabi saw akhirnya
kembali ke jalan yang benar sesuai fitrah manusia. Umat muslim telah memiliki
tempat yang aman beribadah kepada Allah SWT yaitu Mekkah dan Madinah. Hingga
Nabi saw telah mengajarkan umat Islam berdoa agar mencintai kota Mekkah dan
Madinah dan yang lebih darinya. Wallahua’lambisawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar