Minggu, 27 Oktober 2019

MENGGAPAI RAHMAT




Prich Purwanti
(telah ada pada diri nabi Muhammad saw uswatun khasanah , suri teladan yang baik ..(QS Al Ahzab ayat 21)
Novel

Nabi Muhammad saw, adalah Nabi umat muslim. Allah telah mengutusnya sebagai Nabo akhir zaman. Nabi saw telah menyatakan dalam Sabdanya bahwa bila di suatu masa banyak oranng yang mengaku nabi sesudah kematiannya, itulah pendusta. Nabi Isa as saja lusa ketika diutus allah kembali ke dunia untuk tugas membunuh dajal. Beliau  akan menggunakan syariat Nabi saw dalam melaksanakan ibadahnya. Hal ini telah diterangkan dalam Sabda Nabi sae yang lain. Selain itu tugas membunuh dajal hanyalah tugas bagi nabi Isa as, sehingga semua umat Nabi saw dilarang melakukan pembunuhan sama sekali.
     Seorang anak yatim yang sangat dikasihi oleh sang kakek ialah nabi Muhammad saw. Kakek nabi saw adalah seorang kakek yang kaya raya. Beliau pernah bersitegang dengan seorang raja yang bernama Abrohah. Kisah kakek beliau terkenal dengan kisah burung Ababil. Kisah itu adalah sebagai berikut:
ABABIL, burung yang memporak-porandakan tentara Abrahah

Pernahkah Anda mendengar burung yang bernama Ababil? Jika Anda seorang muslim sejati pasti tidak asing lagi terhadap nama burung yang satu ini. Ia bukan jenis burung yang spesiesnya ada di dunia, bukan pula jenis burung yang penciptaannya untuk melengkapi keindahan dunia. Akan tetapi dia (Ababil) sengaja di ciptakan Allah untuk menghancurkan kesombongan, keserakahan dan arogansi seorang panglima perang yang paling ditakuti pada masanya itu.

Dialah Abrahah, panglima perang negeri Yaman yang amat termahsyur karena kebengisan dan kekuatan pasukannya. Akan tetapi, sekuat apa pun bala tentara manusia, tidak akan pernah sanggup melawan kekuatan bala tentara Allah. Bala tentara Allah itu salah satunya adalah Ababil.

Inilah kisah yang sangat mengerikan itu, kisah yang terjadi pada masa sebelum kelahiran Nabi Muhammad, Rasul akhir zaman. Kisah ini bermula ketika Abrahah merasa iri terhadap kota Mekkah yang yang di dalamnya terdapat ka'bah atau Baitullah yang selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang Arab yang hendak melakukan ibadah haji setiap tahun. Pada masa Jahiliah, tata cara ibadah haji tidak seperti pada masa Islam sekarang ini, dan tujuannya pun bukan untuk menyembah Allah, melainkan berhala-berhala sembahan mereka yang terdapat di sekitar ka'bah.

Ia mempunyai hasrat yang besar ingin menghancurkan ka'bah dan mengalihkan peribadatan orang-orang Arab ke Yaman, yaitu sebuah gereja besar yang didirikan oleh Abrahah. Sebelum melakukan penyerangan ke Mekkah, ia terlebih dahulu mengirimkan seorang utusan untuk memberi tahu maksud dan keinginannya. Utusan itu menganjurkan bagi penduduk Mekkah agar mereka beribadah haji di Yaman saja. Jika tidak, maka Ka'bah akan dihancurkan. Rupanya ancaman utusan Abrahah tidak di hiraukan oleh penduduk Mekkah, mereka tetap saja beribadah di Mekkah.

Karena pembangkangan penduduk Mekkah, akhirnya Abrahah benar-benar marah dan memerintahkan seluruh pasukannya untuk segera bersiap-siap menyerang Mekkah dan menghancurkan Ka'bah. Pasukan Abrahah ini memiliki peralatan perang yang sangat lengkap, baju besi dan gajah-gajah yang akan di pergunakan untuk merobohkan ka'bah. Apalah arti kekuatan manusia bila berhadapan dengan gajah-gajah!! Sungguh amat kuat, tapi saksikanlah, sebentar lagi bala tentara Allah yang jauh lebih kuat dari pasukan Abrahah akan menghancurkan Abrahah dan pasukannya tanpa sisa. Abrahah memberitahukan tujuan penyerangannya bukan bermaksud ingin berperang, melainkan hanya ingin menghancurkan Ka'bah. Kala itu penduduk Mekkah yang dipimpin oleh Abdul Muthallib tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan niat Abrahah. Tidak ada pilihan lain kecuali pasrah dan menyerah.

Beberapa saat sebelum penghancuran Ka'bah, Abrahah memberi waktu kepada seluruh penduduk Mekkah untuk segera meninggalkan Mekkah dan mengungsi. Abdul Muthollib menginstruksikan kepada kaumnya untuk segera berlindung dan mengungsi dibalik bukit-bukit disekitar Mekkah.

Ada kisah tersendiri mengenai Abdul Muthallib dan Abrahah. Dalam perjalanan ekspansi pasukan Abrahah menuju penghancuran Ka'bah, ternyata Abrahah telah merampas unta-unta milik penduduk Mekkah dan sekitarnya, termasuk unta milik Abdul Muthollib. Maka dengan amat murka, kakek Nabi ini memberanikan diri untuk meminta kembali unta-unta yang dirampas Abrahah. Demi untuk mendapatkan kembali harta bendanya,Muthallib pun mengunjungi tenda peristirahatan Abrahah seorang diri tanpa pengawalan. Dan dialog pun terjadi di antara mereka.

"Ada perlu apa Anda menemui aku?" tanya Abrahah. "Anda telah merampas 200 ekor unta milikku dan 400 ekor unta milik penduduk Mekkah. Aku datang untuk meminta Anda mengembalikan semua itu kepada kami", jawab Muthallib. Abrahah terkejut dan tertawa terbahak-bahak sambil mengejek, "Anda ini aneh sekali. Saya datang hendak merobohkan Ka'bah, dan Anda datang kepadaku dengan urusan yang remeh? Dimanakah nyali dan harga diri Anda? Pantaskah Ka'bah yang Anda dan bangsa Arab yang dimuliakan itu sedang dalam keadaan bahaya, justru Anda hanya menuntut onta Anda dikembalikan??"

"Tentu saja", sanggah Mutthalib. "Unta-unta itu kepunyaanku dan penduduk Mekkah. Maka aku wajib memeliharanya. Sedangkan Ka'bah bukan kepunyaanku. Ka'bah adalah kepunyaan Allah, maka Dia-lah yang akan melindungi dan memeliharanya".

Kembali Abrahah tertawa terbahak-bahak seolah melecehkan perkataan Abdul Muthallib, "Apakah Allah yang konon pemilik Ka'bah itu akan mampu merintangiku menghancurkannya?"

"Aku tidak tahu, itu urusan Allah. Tapi aku yakin, Allah tidak akan membiarkan milik-Nya dinodai oleh siapa pun."

"Jadi Anda tidak ingin memintaku untuk menghentikan niatku menghancurkan Ka'bah?"
Abdul Muthallib menggelengkan kepala, "Tidak!."

Jawaban yang tenang dan meyakinkan dari Abdul Muthallib membuat Abrahah tidak tenang. Namun dia tidak peduli dengan kerisauannya. Meski hatinya di dera rasa was-was dan risau, namun Abrahah tetap melanjutkan niatnya dan segera memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan unta-unta bangsa Arab, kemudian menyelesaikan misinya yaitu menghancurkan Ka'bah.

Detik-detik penghancuran pun tiba, Abrahah dan pasukan bergajah nya mulai mendekati Ka'bah. Abrahah merasa yakin bahwa dia akan dapat menghancurkan Ka'bah dengan sangat mudah. Namun apa yang terjadi selanjutnya?? Kekuasaan dan pertolongan Allah pun tiba. Di awali dengan enggan nya gajah-gajah tersebut menyentuh Ka'bah, seolah-olah gajah-gajah itu tahu bahwa sebentar lagi mereka akan mengalami nasib tragis dan mengerikan.

Benar saja, gerombolan burung-burung Ababil yang berjumlah, ratusan, ribuan, bahkan mungkin jutaan telah melayang-layang tepat di atas mereka. Jumlah burung sebanyak itu bagaikan kumpulan awan hitam pekat yang mengandung petir dahsyat yang siap menyambar musuh-musuh Allah.

Di antara paruh-paruh dan kaki-kaki Ababil itu terdapat bara api yang sangat panas yang berasal dari kerikil-kerikil neraka. Apa yang dilakukan Ababil? Ternyata bara api itu mereka jatuhkan tepat di objek sasarannya,yaitu musuh Allah, Abrahah dan pasukannya. Satu per satu mereka dihujani bara api. Satu bara api yang sebesar kerikil itupun mampu melelehkan kulit-kulit tentara Abrahah dan menghanguskan tubuh-tubuh mereka dan hancurlah mereka sebelum mereka berhasil menghancurkan Ka'bah.

Demikianlah kisah Ababil dalam sejarah. Dan kisah tersebut benar-benar nyata. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa hikmah yang terkandung di dalamnya. Kisah tersebut mengajarkan kita untuk meyakini bahwa kekuasaan Allah dan kekuatan-Nya sangat besar dan tak terkalahkan. Yakinlah bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat terhadap hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Renungkan lah.. Wallahu'alam..
Karena peristiwa Ababil itu, kekayaan Abdul Muthalib kembali lagi dari raja abrohah itu.
     Kekayaan Abdul Mutholib, pada akhirnya digunakan untuk pesta pernikahan putra kesayangannya abdullah. Abdullah sang pemuda pujaan sewaktu itu, berhasil meminang Siti Aminah seorang gadis cantik jelita. Keduanya sangat taat kepada Allah.
     Setealh pesta pernikahan dilaksanakan yaitu dengan pesta yang besar, akhirnya Siti Amiah mengandung anak Abdullah. Sedang dalam keadaan mengandung Siti Aminah sering ditinggal bepergian oleh suaminya bersama adiknya Abu Tholib. Suatu hari ketika kandungan Siti Aminah berusia 2 bulan, ia mendapat kabar bahwa suaminya meninggal ketika sedang berdagang di tempat yang jauh di sekitar kota Palestina. Berita itu menyebabkan kesehatan ibu hamil menjadi berkurang.
     Tentang kelahiran Nabi Muhammad saw, dalam suatu riwayat, diceritakan bahwa pada suatu malam, ketika Nabi Muhammad saw akan lahir, Siti Aminah didatangi orang perempuan muda, cantik sekali parasnya. Mereka memakai pakaian yang indah, serta memakai wangi-wangian yang harum semerbak memenuhi ruangan. “ Kami adalah asiyah dan Maryam. Kami sengaja datang kesiini atas perintah Tuhan untuk menyambut kelahiran putramu yang kelak menjadi Nabi akhir zaman.”
     Siti Aminah menyambut kedatangan kedua tamu perempuan itu dengan senang hati. Seorang demi seorang menjabat tangannya serta memandang dengan senyum mesra dan mendoakannya. Kedua perempuan itulah yang bertindak sebagai bidan menyusui bayinya dengan dibantu oleh beberapa orang bidadari teman mereka.  Sampai akhirnya selesailah proses kelahiran itu. Mereka menemaninya hingga waktu subuh tiba, kemudian mereka pamit meninggalkan.
     Kelahiran Nabi Muhammad saw, telah mengobati luka sang kakek. Karena riang gembiranya. Bayi Nabi Muhammad saw, dibawa berlari mengelilingi ka’bah oleh Abdul Mutholib. Kakek Nabi saw, berkeliling mengitari ka’bah sambil menggendong Nabi saw sebagai tanda syukur kepada Tuhan.
     Kemudian oleh sang kakek Nabi Muhammad saw diberi nama Muhammad. Adapun dalam kitab terdahulu yaitu Injil. Nabi Isa as, telah menyampaikan firman allah kepada umatnya bahwa akan lahir Nabi akhir zaman bernama Ahmad.     Tak lama setelah bapknya Abdullah meninggal dunia. Tepatnya enam tahun usia Muhammad. Ibunya Siti Aminah menghadap Tuhannya. Ibu Muhammad, wafat ketika perjalanan hendak berziarah ke makam suaminya Abdullah. Muhammad akhirnya menjadi seorang anak yatim piatu. Ia tinggal bersama kakeknya. Ketika kakeknya wafat, ia tinggal bersama paman Abu Tholib. Muhammad kecil mengikuti pamannya berdagang hampir ke seluruh  negeri-negeri di jasirah Arab.
     Sewaktu Siti Khadijah ra berumur lima belas tahun. Dia sering datang ke ka’bah. Dia berdoa bersama umat lain yang biasa berdoa di ka’bah. Ka’bah waktu itu adalah tempat berdoa kepada Tuhan nya Yusuf. Ka’bah juga tempat berdoa kepada tuhan lata dan uza. Masing-masing yang datang ke ka’bah berdoa kepada tuhannya sendiri-sendiri.
     Pada suatu hari ketika Siti Khadijah sedang berdoa. Datang seorang pendeta nasrani bernama bukhairo. Dia berkata kepada Siti Khadijah bahwa akan datang Nabi baru. Nabi itu bernama Ahmad. Mendengar berita tersebut, para penyembah lata dan uza yang berdoa bersama Siti Khadijah, sangat marah. Mereka melempari dengan batu kepada sang pendeta Bukhairo. Pendeta berlari menyelamatkan diri.
     Sesampai di rumah Siti Khatijah bertemu paman-pamannya yang saudagar. Ayahnya memang tewas karena peristiwa naas yang menimpa keluarganya dulu. Pamannya datang bersama para pelamar yang hendak menyunting Siti Khadijah. Setelah beberapa kali pernikahan yang dijalaninya dan gagal. Ia sangat membutuhkan ayah yang baik bagi anak-anak dari suaminya atau anak-anak pungut dari pasar-pasar budak di Mekah dulu. Khadijah seorang saudagar wanita kaya dan baik hati.
     Kebetulan paman Abu Tholib, seorang yang memiliki relasi yang banyak.  Bersama paman Abu Tholib. Paman  Naufal paman Siti Khadijah adalah kawan Abu tholib berdagang.  Nabi saw melamar kerja sebagai padagang di tempat Siti Khadijahan , karena paman abu tholib mulai bangkrut dan tua. Paman Naufal telah mempertemukan mereka. Sayangnya, paman Naufal akhirnya menjadi Nasrani. Dia tidak lagi menjadi penyembah Tuhan Yusuf.
     Siti Khadijah, mengamati pegawainya yang baru yang bernama Muhammad. Dia sangat tertarik kepada kejujuran Muhammad. Perdaganagn yang dipercayakan kepadanya sering kali mendatangkan keuntungan. Sebab Muhammad dalam berdagang tidak pernah berlaku curang. Pernah Muhammad menemukan pedagang yang menjual barang dagangannya. Sangat laris dan harganya mahal. Ternyata ketika Muhammad memriksa daganagn pedagang itu, tidaklah sama yang tampak di luar dan bagian dalamnya. Di luar kering di sebelah bawahnya basah.
     Suatu hari Siti Khadijah memanggil Muhammad pegawainya yang baru. Ia melamar Muhammad untuk menjadi suaminya. Muhammad yang masih sendiri menerima lamaran Siti khadijah untuk menjadi suami. Maka Siti Khadijah sekarang sudah memberikan ayah baru bagi anak-anak suaminya yang dulu dan pada anak-anak angkatnya.
     Perkawinan dengan Muhammad, melahirkan lima orang anak. Salah satu anaknya adalah Fatimah. Fatimah az zahra telah ditakdirkan Allah sebagai anak Muhammad yang sangat kuat. Fatimah dibandingkan saudara-saudaranya yang lain memiliki umur yang lebih panjang. Fatimah Az Zahra menikah pada waktu Muhammad telah menjadi Rasul. Muhammad saw, menjadi rasul dengan turunnya surat Al Alaq di gua hira.
     Turunnya wahyu pertama lima ayat pertama surat Al alaq di gua hira tersebut menandai diangkatnya Muhammad menjadi Nabi akhir zaman. Ketika sedang bertapa di dalam gua dalam keadaan puasa 40 hari lamanya. Muhamamd didatangi oleh  malaikat Jibril. Dia menyuruh Muhammad membaca “Iqra” . Setiap kali Muhammad disuruh membaca dia menolak, karena merasa bodoh. Kemudian malaikat mengulangi hingga tiga kali. Baru Muhammad saw bisa mengikuti bacaan malaikat Jibril itu.
     Setelah mengetahui suaminya telah menjadi Nabi. Siti Khadijah sangat senang hatinya. Sehingga ketika Nabi saw meminta dia bersyahadat, maka dia juga mengucapkan kalimat syahadat. “Asyhadu alla ilaha illalah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah.” Dengan bacaan syahadat tersebut maka Siti Khadijah adalah orang yang pertama kali masuk Islam.
     Syiar Nabi saw mula-mula berjalan diam-diam. Hingga kemudian allah menurunkan wahyu agar nabi saw menyampaikan risalah kenabiannya secara terang-terangan. Sehingga tersebarlah berita bahwa ada nabi baru dari suku Quraisy. Dia adalah muhammad putra Abdullah. Skaum kafir mekah sangat sakit hatinya mendengar berita adanya Nabi baru itu. Nabi baru mengajarkan penyembahan hanya kepada Allah , dan perintah untuk mengikuti Nabi baru itu.
     Nabi Muhammad saw, memang berasal dari keturunan terpandang suku Quraisy. Keluarganya terkenal sebagai penyembah Tuhan nabi-nabi. Mereka sangat menentang penyembahan itu. Kaum kafir menghendaki penyembahan kepada tuhan lata dan tuhan uza serta tuhan-tuhan lain yang mereka sembah itu. Kejengkelan mereka menyebabkan Nabi Muhammad saw mendapatkan perlawanan dan penyerangan. Kaum kafir menyiksa umat Muhammad saw yang mereka tangkap. Hingga pada suatu masa yang sangat sulit, kekayaan kaum muslim dirampas dan embargo segala hasil bumi agar kaum muslim menderita. Kesengsaraan ini menyebabkan Siti khadijah yang telah memiliki menantu Ali bin abu Tholib, suami Fatimah sangat menderita. Akhirnya sakit yang parah telah menyebabkan siti Khadijah meninggal dunia.
     Fatimah mendekati ibunya yang sakit keras.” Fatimah, dekatlah kau kemari, Nak.’ Kata Khadijah kepada Fatimah. “Ada apa Ibu?” jawab Fatimah sembari mendekati ibundanya yang sakit. “Ibu minta tolong. Katakan pada ayahmu tentang peermintaan ibumu yang terakhir ini. Ibu malu mengatakan sendiri kepada ayahmu, Nak.” Kata Khadijah kepada Fatimah. “ Katakanlah Ibu, nanti aku sampaikan kepada ayah.” Kemudian Khadijah membisikkan sesuatu ke telinga Fatimah. Fatimah kemudian mendekati ayahnya dan mengatakan pesan ibunya kepada sang ayah.
     Ketika wafat, Allah telah menyiapkan kain kafan untuk Siti Khadijah yang berasal dari surga. Makamnya terletak di Ma’la. Ma’la adalah tempat yang dapat dijangkau dari Marwah. Di belakang Marwah terletaklah makam Siti Khadijah. Semua kekayaan Siti Khadijah telah diwariskan kepada Nabi saw sebagai bekal berdakwah beliau. Kekayaannya adalah meliputi dua pertiga kekayaan yang ada di kota Mekkah. Subhanallahal’adziim.
     Kesedihan Nabi Muhammad saw tak terkira karena ditinggal mati istrinya Siti Khadijah. Dalam pada itu, kaum kafir mekkah ternyata sedang mengendap-endap hendak mengadkan pembunuhan berencana terhadap Nabi Muhammad saw. Namun sayang sekali Allah telah terlebih dahulu memperjalankan Nabi saw ke masjidil Aqsa dari masjidil Haram. Kemudian menlanjutkan perjalanannya ke sidratul muntaha yaitu ke surga. Perjalanan it disebut Isra’ Mi’raj. Perjalanan Isra Miraj, merupakan perjalanan untuk menerima perintah shalat. Perintah shalat yang seharusnya ada lima puluh waktu seharu semalam. Karena pertemuan dengan Nabi Musa as di langit ke enam berubah menjadi lima waktu sehari semalam. Bagi umat muslim, kewajiban shalat lima waktu adalah amalan yang utama. Amalan ini adalah kunci masuk surga. Barang siapa meninggalkan shalat, maka dia seorang yang suka maksiat kepada Allah. Dosa meninggalkan shalat lenih besar daripada dosa berzina, dan dosa membunuh serta dosa minum muniman keras.
     Ada banyak manfaat dan hikmah menjalankan shalat. Secara rasional shalat yang mengikuti petunjuk Nabi Muhammad saw adalah merupakan ibadah yang i’tiba. Dari segi kesehatan shalat membawa umat menjadi sehat jasmani dan rohani. Allah telah berfirman, shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat juga merupakan inti ibadah.
     Sekembali dari Isra’ Mi’raj, Allah, memerintahkan Nabi saw berhijrah. Beliau telah diperintahkan Allah berhijrah ke Yatsrib. Yatsrib adalah negeri Madinah. Di sana Nabi Muhammad saw disambut oleh kaum muhajirin. Sedangkan kaum Nabi saw, disebut kaum Ansor. Diantara kaum muhajirin ada seorang perawat bernama Rufaidah. Kedatangan nabi saw yang bertepatan dengan datangnya bulan purnama disambut dengan nyanyian.
Tolanga badru ngalaina min tsani ya til wada,
wajaba syukru ngalaina ,
madanga lillahida,
ayuhal syukru ngalaina...
Suami Rufaidah yang telah berganti nama menjadi Abdullah juga ikut menyambut Nabi  suku Quraisy. Dia bersuka cita menyambut pemimpin dakwah Islamiah mereka.
     Dibalik suka cita itu, kaum kafir di Madinah sangat geram dengan kabar kedatangan nabi bangsa Quraisy itu. Mereka sangat ingin semua orang Madinah menyembah tuhan mereka yaitu tuhan lata dan tuhan uza. Terutama suami Rufaidah yang merupakan seorang pedagang di Mekkah menjadi incaran paman Rufaidah, Zalim. Abdullah sebelum muslim dia bernama Abdulata. Abdulata adalah nama terbaik bagi penyembah tuhan lata. Abdullah tewas oleh tangan pamannya sendiri dengan sangat mengenaskan. Tanpa sepengetahuan Ruafidah paman Zalim telah menganiaya menantunya sendiri dengan keji. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ketika sampai di rumah diusung oleh para muslim lain. Abdullah membisikkan pesan beriisi kata-kata kepada Rufaidah agar tetap berjuang di jalan Allah apa pun akibatnya. Itulah pesan terakhir suami samapai akhir hayat. Selalu diingat dan digunakannya untuk berjuang di jalan Allah.
     Ketika paman Zalim telah masuk Islam dan telah berganti nama. Ia memberi tahu perihalnya kepada Rufaidah. Maka Rufaidah sangat terperanjat, dia berdoa kepada Allah agar ditunjukkan apa yang harus dilakukan. Karena Allah telah rido kepada pamannya. Pamannya pun telah dihapus dosanya ketika kafir dulu. Maka Rufaidah pun rido kepada pamannya itu. Lalu Rufaidah menyuruh pamannya berjihad hingga menemui sahid. Alhirnya pamannya pun menemui sahid.
     Setelah perang demi perang berlalu. Nabi saw juga mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi Madinah tahun 622 M. Perjanjian itu disebut perjanjian Madinah. Isi perjanjian Madinah itu antara lain adalah: 1. Orng-orang Islam dengan orang-orang Yahudi harus hidup sebagai satu bangsa. 2. Kedua belah pihak harus menjalankan agamanya masing-masing dan tidak boleh saling mengganggu.3. apabila salah satu pihak ada yang diserang musuh, maka pihak lainnya harus membantu. 4. Apabila kota Madinah di serang musuh kedua belah pihak harus bersama-sama mempertahankan. 5. Apabila terjadi suatu perselisihan, maka Muhammad yang menjadi hakim yang terakhir dan tertinggi. 6. Mulai saat ini, pertumpahan darah, pembunuhan dan kekerasan diharamkan di Madinah. 7. Syarat-syarat perdamaian akan ditanda tangani bersama.
     Sampai dengan beliau Nabi Muhammad saw wafat yaitu tahun 634, maka kota Madinah sudah menjadi kota yang aman. Demikian juga kota Mekkah. Mekkah yang telah ditaklukkan pada tahun ke 8 Hijriah, telah juga menjadi kota aman. Penduduk Mekkah telah dipintakan Allah agar semua menjadi muslim. Penduduk Mekah yang membangkang karena doa Nabi saw akhirnya kembali ke jalan yang benar sesuai fitrah manusia. Umat muslim telah memiliki tempat yang aman beribadah kepada Allah SWT yaitu Mekkah dan Madinah. Hingga Nabi saw telah mengajarkan umat Islam berdoa agar mencintai kota Mekkah dan Madinah dan yang lebih darinya. Wallahua’lambisawab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar