Kamis, 17 Oktober 2019

THE HOLY JOURNEY TO HAJI (Bagian 4)

Novel
Prich Purwanti
(.....haji tidak rofas, tidak fasik dan tidak jidal.. . QS AlBaqarah 197)





HABIB DAN ROUFI SAKIT
Ispha adalah penyakit yang menyerang paru-paru. Penyakit ini terjadi karena udara yang kering dan berdebu yang sering dihisap oleh manusia sehari-hari. Kahutla yang terjadi dewasa ini banyak menjadi penyebab sakit paru-paru. Khususnya di wilayah kahutla.
     Kemarau yang panjang menyebabkan pepohonan kering. Pohon yang kering menyebabkan pohon-pohon mudah terbakar karena puntung rokok. Kebakaran menjadi marak akhir-akhir ini hampir selama pemerintahan Presiden Jokowi.
     Aku jadi ingat, ketika anakku mengalami sakit ispha. Padahal rumahku jauh dari pengaruh kahutla dan dulu belum ada kahutla semarak sekarang. Ispha yang menjangkiti anak lelakiku, ditandai dengan badan yang lemas, dan sulit bernafas. Keadaan seperti itu amat menghkhawatirkan sekali.
     Habib anak sulungku sedang menghadapi ujian kelulusan dari SD nya. Sedang adiknya masih di kelas 4 SD. Aku heran sekali, sesibuk apa aku hingga anakku terjangkit Ispha. Kelihatan aku begitu ceroboh. Aku amat takut kalau kedua anak suamiku ini mati. Bagaimana aku mengatakan kepada suamiku tentang pengasuhan yang aku ampu ini.
     Suamiku sesuai perjanjian nikah kami, harus bekerja di kota ku. Dan ini disetujui oleh keluarga mereka yaitu pihak laki-laki. Aku bersyukur, seusai menikah suamiku mengurus segala sesuatu untuk kepindahannya ke Purbalingga. Beliau bersama pamanku Pak Lik Sodik, untuk mngurus kepindahan tersebut. Setelah sampai di BKD Kabupaten Purbalingga, suamiku mendapat janji untuk pindah setelah kepangkatannya IV/a.
     Sudah sejak menikah dulu keadaan yang demikian terjadi. Aku mengasuh anakku hampir seperti single paren. Tetapi aku menjalankan dengan ikhlas. Kota tempat suamiku bekerja amat jauh dari rumah ibunya yang sudah janda. Beliau menempuh perjalanan yang cukup melelahkan sehari-hari. Beliau menempuh berkilo meter sampai tiga jam perjalanan. Alhamdulillah sekarang sudah mendapatkan mutasi ke tempat dekat rumah eyang putri.
     Sewaktu Habib dan Roufi sakit, ibu dan bapakku telah membawanya ke rumah sakit. Aku sudah memriksakannya ke dokter, akan tetapi karena badannya yang lemah ketika aku bekerja, membuat eyang kakung dan eyang putri panik. Pulang kerja, aku mendapat kabar bahwa kedua anakku akan segera dirawat di RSU HI . Aku bersyukur sekali karena hal tersebut yang luput dari pengamatanku ditentukan Allah ketemu oleh orang tuaku.
     Setelah tiga hari di RSU HI, suamiku datang. Alhamdulillah , aku sebenarnya agak jengah karena keadaan kami, namun amat bersyukur, Allah seakan menambah oksigen bagi kedua anakku. Subhanallah. Apa yang terjadi malam harinya, beberapa rekan kerja suamiku datang mennegok suamiku juga. Doa mereka menyebabkan anak-anakku lekas sembuh, juga doa rekan-rekanku dari tempat kerjaku.
     Apa yang kukerjakan selepas sembuh pulang dari RSU HI, aku menghentikan semua langganan internetku, karena kuketahui menjadi sumber sakit anak-anakku. Setiap malam ketika aku beristirahat keduanya mengendap-endap bermain komputer di ruang yang pengap dan sempit itu. Astaghfirullahal’adziim. Semoga Allah mengampuniku.



ROUFI SAKIT
Diare adalah penyakit yang menyerang pencernaan manusia. Penyebabnya adalah bakteri hitam yang menyerang perut manusia. Diare menjadi wabah di sekitar wilayah Rembang di tahun 2011. Sewaktu bulan Syawal datang, musim kemarau hampir setiap hari. Sumber air menjadi kering. Lingkungan penduduk kotor. Maka berjangkitlah penyakit diare.
     Setelah empat hari dokter tidak kunjung datang, aku bilang kepada untuk diberikan obat tambahan yaitu kunyit dan panegoang seperti yang biasa ibuku berikan kepada aku dan cucunya ketika sakit diare. Aku membujuk anakku Roufi yang sudah ingin pulang dengan dongeng anak, agar terhibur. Aku ceritakan kisah si Wito anak seorang ibu yang ingin menjadi burung. “ibu, jadikan aku burung agar aku bisa terbang.” Kata Wito kepada ibunya. Ibu Wito amat kaget dengan permintaan anaknya itu. Karena pesan mendiang nenek agar setiap permintaan anaknya dikabulkan maka Ibu Wito berdoa agar anaknya diubah menjadi burung. Setelah menjadi burung Wito terbang dan bernyanyi setiap pagi di belakang rumah. “ wiito..witto.”
    Roufi masih amat lemah ketika jemputan datang. Aku dan kedua anakku harus pulang dulu sebelum suamiku sempat mengantar pulang. Karena kami dijemput. Untuk keperluan pengobatan dan studi di sekolah yang hampir masuk. Dua hari lagi.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar