Minggu, 20 Oktober 2019

THE HOLY JOURNEY TO HAJI (Bagian 8)


Prich Purwanti
(...haji tidak rofas, tidak fasik dan tidak jidal ..... . QS Al Baqarah ayat 197)

Novel

AKU DAN DNDING FATIMAH

Aku menjadi peserta pengajian yang ibuku pimpin karena anak-anakku sudah besar. Beberapa lama setelah keikutsertaanku di pengajian Amanah Ibuku, aku mendapat tugas pergi haji ke Mekkah. Tugas itu datang dari negaraku. Negaraku adalah negara yang dipimpin oleh suamiku sebagai presiden. Jadi aku pergi haji dengan perintah kepala negara yaitu suamiku sendiri. Dalam pelajaran PKn keluarga adalah llembaga negara yang terkecil.
     Aku pergi haji dengan persetujuan suamiku yang menganggap aku telah mampu. Sedang suamiku akan berangkat haji kemudian. Seperti Pak Slamet, berangkat haji istrinya dahulu, baru kemudian dirinya. Namun setelah istrinya meninggal dia menikah lagi. Artinya poligami setelah istrinya meninggal karena sakit keras.
     Berbicara tentang haji, maka syarat  utamanya adalah orang tersebut beragama islam. Semua manusia yang Allah panggil dalam ibadah haji ini, berarti adalah islam. Islam memiliki arti selamat, karena berasal dari  aslamtu, salamah, salam. Kalau orang jaman dulu islam merupakan agama yang ada di ktp. Sehingga biasanya disebut islam ktp. Apa yang menyebabkan orang disebut beragama islam. Pada umumnya karena mereka merayakan hari lebaran. Mereka bersalam-salaman dengan tetangga setiap lebaran. Mereka memotong kambing atau sapi kalau musim lebaran haji.
     Berbeda dengan seorang mahasiswa. Ia menyatakan dirinya beragama islam, maka akan ditanyakan kepadanya dari pihak kampus, apa buktinya. Apakah mereka aktiv menjalankan ibadah yang berupa amalan-amalan yang ada dan disampaikan sejak di sekolah dasar. Ada syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji ke Mekkah. Kalau mereka memiliki amalan yang mencirikan seorang muslim atau muslimah, maka mereka tidak akan disebut kafir. Atau minimal dinyatakan kristen. Hal itu adalah penghinaan. Bagi seorang mahasiswi biasanya akan dipandang muslim jika atributif. Dia berbaju panjang, berjilbab dan sering ke masjid. Kalau ada mahaiswi yang menyatakan muslim tanpa ada bukti, dalam kehidupan kampus yang sedikit radikal akan dinyatakan sebagai islam ktp.
     Aku merupakan anak lulusan sekolah negeri. Selepas TK ABA dulu, seingatku aku selalu masuk sekolah negeri. Sekolah negeri di jamanku, tidak ada anak-anak diberitahukan agamanya apa. Dulu anak kristen yan ikut pelajaran agama islam. Sedangkan di smp baru ada pelajaran bagi anak kristen dari guru agama kristen. Aku mengikuti pelajaran agama islam sejak kecil hingga selesai. Nilai pelajaran agama islamku selalu baik. Malah ketika sma nilai agamaku 9. Alhamdulillah. Ketika kuliah dosen kuanggap seorang yang skeptis. Dosen agama islam hanya memberi materi sangat ringan, diskusi, membuat makalah. Ujian, dan sudah selesai. Namun bagi fakultas, mereka amat menjengkelkan. Aku pernah datang ke kemahasiswaan mengambil surat dari teman. Aku ditanya’” Agamamu apa,?” aku jawab dengan ketus, “Islam, Pak.” Petugas kemahasiswaan tidak percaya, “ Masa, aktif?”Aku heran sekali, masih tidak percaya pihak kemahasiswaan. Aku menjawab,tentu yang dimaksud aku aktif menjalankan ibadah amalan agama islam apa tidak. Maksud yang lain aku harus aktif kuliah. Aku menjawab,”Insya Allah.”.
     Dalam keseharian perkuliahanku, aku berbaju nasional biasa bukan jilbab. Kerudung hanya aku kenakan ketika pendampingan agama islam dan pengajian bulan Ramadhan.  Jadi, pandangan kami kepada ibu dosen muslim jika mereka berkerudung ya mau mengaji. “ Bu, ada pengajian di mana?”, begitu pertanyaan teman kuliahku edyana kepada dosen kimia kami. Seorang dosen yang sibuk tentu tidak dengar pertanyaan edyana tadi. Aku juga, Kakak kelasku  jurusan kimia menanyakan jilbabku yang kemarin untuk mengaji,. Ada lagi dua orang jilbaber bercadar hitam bertanya juga hal yang sama. Aku hanya menjawab, “ aku simpan.” Sebenarnya Allah tidaklah menyuruh beragama islam atau kristen. Allah hanya menyuruh hambanya beriman kepadaNya. Yaitu dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Allah yang patut disembah dan patut dimintai pertolongan.
     Aku ingat aku tertelungkup di dinding fatimah ketika aku bertowaf wada’. Aku berdoa sungguh memohon agar Allah mengampuni aku dan menjadikan keselamatan fidunia wal akhirat bagi diriku. Aku mengetahui nama-nama dinding ka’bah seperti yang diterangkan Maryam binti Imran kepada Marzangus. Ada dinding Maryam dengan dzikir, Ya Rahim Ya Allah, tempat talang mas berada. Ada  dinding Kadidjah dengan dzikir, Ya Shadik Ya allah, ada dinding Fatimah dengan dzikir Ya Nur Ya Allah, sisi di hadapan dinding berpintu multazam yaitu dinding khadijah adalah dinding asiyah berdzikir dengan Ya Mukmin Ya Allah.
     Kalau ibuku bukan pemerhati anak secara pendidikan mustahil aku sekarang berpakaian taqwa sehari-hari. Mengenakan baju panjang dan kerudung. Ketika aku sedang liburan semester tahun 1990 1n, masih mahasiswa baru. Aku dipanggil ibuku yang sedang makan. Ibu biasa menyampaikan hal penting di meja makan. Kemudian beliau berkata, “ Sekarang peraturan menteri pendidikan membolehkan siswa memakai kerudung ke sekolah.. “ begitu kata beliau. Aku merenung terus dalam hati. Kalau begitu aku harus memakai kerudung juga sehari-hari. Khususnya ketika aku menjadi guru nanti. Dan hal tersebut adalah biaya tambahan bagi perkuliahanku. Aku seorang kakak yang banyak adik, maka aku mengambil langkah dewasa, bagaimana aku mendengar kata-kata ibu yang didapat di sekolah belliau ketika menjadi guru dari koran itu. Aku semakin aktif belajar dan mengambil bea siswa supersemar. Disamping itu , aku mengajar di lembaga pendidikan atas ijin ortu juga. Sebenarnya untuk menambah pengalaman tentang pemikiran anak terhadap pelajaran. Namun aku sudah mendapatkan honor. Dari situ aku seorang anak institut yang lebih dewasa. Alhamdulillah.
  
     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar