Prich Purwanti
(...haji tidak rofas, tidak fasik dan tidak jidal ..... . QS Al Baqarah ayat 197)
Novel
AKU DAN DNDING FATIMAH
Aku
menjadi peserta pengajian yang ibuku pimpin karena anak-anakku sudah besar.
Beberapa lama setelah keikutsertaanku di pengajian Amanah Ibuku, aku mendapat
tugas pergi haji ke Mekkah. Tugas itu datang dari negaraku. Negaraku adalah
negara yang dipimpin oleh suamiku sebagai presiden. Jadi aku pergi haji dengan
perintah kepala negara yaitu suamiku sendiri. Dalam pelajaran PKn keluarga
adalah llembaga negara yang terkecil.
Aku pergi haji dengan persetujuan suamiku
yang menganggap aku telah mampu. Sedang suamiku akan berangkat haji kemudian.
Seperti Pak Slamet, berangkat haji istrinya dahulu, baru kemudian dirinya.
Namun setelah istrinya meninggal dia menikah lagi. Artinya poligami setelah
istrinya meninggal karena sakit keras.
Berbicara tentang haji, maka syarat utamanya adalah orang tersebut beragama islam.
Semua manusia yang Allah panggil dalam ibadah haji ini, berarti adalah islam.
Islam memiliki arti selamat, karena berasal dari aslamtu, salamah, salam. Kalau orang jaman
dulu islam merupakan agama yang ada di ktp. Sehingga biasanya disebut islam
ktp. Apa yang menyebabkan orang disebut beragama islam. Pada umumnya karena
mereka merayakan hari lebaran. Mereka bersalam-salaman dengan tetangga setiap
lebaran. Mereka memotong kambing atau sapi kalau musim lebaran haji.
Berbeda dengan seorang mahasiswa. Ia
menyatakan dirinya beragama islam, maka akan ditanyakan kepadanya dari pihak
kampus, apa buktinya. Apakah mereka aktiv menjalankan ibadah yang berupa
amalan-amalan yang ada dan disampaikan sejak di sekolah dasar. Ada syahadat,
shalat, puasa, zakat dan haji ke Mekkah. Kalau mereka memiliki amalan yang
mencirikan seorang muslim atau muslimah, maka mereka tidak akan disebut kafir.
Atau minimal dinyatakan kristen. Hal itu adalah penghinaan. Bagi seorang
mahasiswi biasanya akan dipandang muslim jika atributif. Dia berbaju panjang,
berjilbab dan sering ke masjid. Kalau ada mahaiswi yang menyatakan muslim tanpa
ada bukti, dalam kehidupan kampus yang sedikit radikal akan dinyatakan sebagai
islam ktp.
Aku merupakan anak lulusan sekolah negeri.
Selepas TK ABA dulu, seingatku aku selalu masuk sekolah negeri. Sekolah negeri
di jamanku, tidak ada anak-anak diberitahukan agamanya apa. Dulu anak kristen
yan ikut pelajaran agama islam. Sedangkan di smp baru ada pelajaran bagi anak
kristen dari guru agama kristen. Aku mengikuti pelajaran agama islam sejak
kecil hingga selesai. Nilai pelajaran agama islamku selalu baik. Malah ketika
sma nilai agamaku 9. Alhamdulillah. Ketika kuliah dosen kuanggap seorang yang
skeptis. Dosen agama islam hanya memberi materi sangat ringan, diskusi, membuat
makalah. Ujian, dan sudah selesai. Namun bagi fakultas, mereka amat
menjengkelkan. Aku pernah datang ke kemahasiswaan mengambil surat dari teman.
Aku ditanya’” Agamamu apa,?” aku jawab dengan ketus, “Islam, Pak.” Petugas
kemahasiswaan tidak percaya, “ Masa, aktif?”Aku heran sekali, masih tidak
percaya pihak kemahasiswaan. Aku menjawab,tentu yang dimaksud aku aktif
menjalankan ibadah amalan agama islam apa tidak. Maksud yang lain aku harus
aktif kuliah. Aku menjawab,”Insya Allah.”.
Dalam keseharian perkuliahanku, aku
berbaju nasional biasa bukan jilbab. Kerudung hanya aku kenakan ketika
pendampingan agama islam dan pengajian bulan Ramadhan. Jadi, pandangan kami kepada ibu dosen muslim
jika mereka berkerudung ya mau mengaji. “ Bu, ada pengajian di mana?”, begitu
pertanyaan teman kuliahku edyana kepada dosen kimia kami. Seorang dosen yang
sibuk tentu tidak dengar pertanyaan edyana tadi. Aku juga, Kakak kelasku jurusan kimia menanyakan jilbabku yang kemarin
untuk mengaji,. Ada lagi dua orang jilbaber bercadar hitam bertanya juga hal
yang sama. Aku hanya menjawab, “ aku simpan.” Sebenarnya Allah tidaklah
menyuruh beragama islam atau kristen. Allah hanya menyuruh hambanya beriman
kepadaNya. Yaitu dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Allah yang
patut disembah dan patut dimintai pertolongan.
Aku ingat aku tertelungkup di dinding
fatimah ketika aku bertowaf wada’. Aku berdoa sungguh memohon agar Allah
mengampuni aku dan menjadikan keselamatan fidunia wal akhirat bagi diriku. Aku
mengetahui nama-nama dinding ka’bah seperti yang diterangkan Maryam binti Imran
kepada Marzangus. Ada dinding Maryam dengan dzikir, Ya Rahim Ya Allah, tempat
talang mas berada. Ada dinding Kadidjah
dengan dzikir, Ya Shadik Ya allah, ada dinding Fatimah dengan dzikir Ya Nur Ya
Allah, sisi di hadapan dinding berpintu multazam yaitu dinding khadijah adalah
dinding asiyah berdzikir dengan Ya Mukmin Ya Allah.
Kalau ibuku bukan pemerhati anak secara
pendidikan mustahil aku sekarang berpakaian taqwa sehari-hari. Mengenakan baju
panjang dan kerudung. Ketika aku sedang liburan semester tahun 1990 1n, masih
mahasiswa baru. Aku dipanggil ibuku yang sedang makan. Ibu biasa menyampaikan
hal penting di meja makan. Kemudian beliau berkata, “ Sekarang peraturan
menteri pendidikan membolehkan siswa memakai kerudung ke sekolah.. “ begitu
kata beliau. Aku merenung terus dalam hati. Kalau begitu aku harus memakai
kerudung juga sehari-hari. Khususnya ketika aku menjadi guru nanti. Dan hal
tersebut adalah biaya tambahan bagi perkuliahanku. Aku seorang kakak yang
banyak adik, maka aku mengambil langkah dewasa, bagaimana aku mendengar
kata-kata ibu yang didapat di sekolah belliau ketika menjadi guru dari koran
itu. Aku semakin aktif belajar dan mengambil bea siswa supersemar. Disamping
itu , aku mengajar di lembaga pendidikan atas ijin ortu juga. Sebenarnya untuk
menambah pengalaman tentang pemikiran anak terhadap pelajaran. Namun aku sudah
mendapatkan honor. Dari situ aku seorang anak institut yang lebih dewasa.
Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar