Minggu, 20 Oktober 2019

THE HOLY JOURNEY TO HAJI (Bagian 7)


Prich Purwanti

(...haji tidak rofas, haji tidak fasik dan haji tidak jidal... . QS Al Baqarah ayat 197)




LUPUT DARI PENGEJARAN FIRAUN
Kita mafhum bahwa Allah menurunkan Kitab Suci alquran adalah dengan menggunakan bahasa Arab. Karena kitab Alquran diturunkan sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad saw, sebagai penduduk asli Arab Saudi yaitu suku Quraisy. Bagaimana halnya jika Nabi saw diberikan Alquran dalam bahasa Indonesia?
     Firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantaraan malaikat Jibril, adalah terdiri dari banyak surat dan banyak sekali ayat. Kita yang memiliki keyakinan teguh merasa bersyukur sebab kewajiban untuk memiliki semua ayat seperti Nabi saw, bukanlah hal harus. Akan tetapi meyakini ayat-ayatNya sebagai firman adalah harus. Meskipun Nabi saw yang memperoleh wahyu, namun beliau masih harus mengingat akan nabi-nabi sebelumnya. Sedari Nabi Adam as sampai dengan Nabi Muhammad saw.
     Amatlah jauh Arab Saudi dengan Mesir. Akan tetapi lebih jauh lagi Indonesia dari Arab Saudi apalagi dari Mesir. Akan lebih jelas jika kita melihat peta atau globe si bola dunia tiruan. Itupun tidak akan menjadi urusan Allah SWT jika aku membatalkan kepergian hajiku yang tidak bisa bersama dengan suamiku. Padahal beribu juta kekayaan ada di sana. Allah tidak membutuhkannya. Akan tetapi suratan takdirku berpisah dalam menunaikan ibadah haji, yang Allah wajibkan dalam satu kali seumur hidup. Bukan karena aku menghendaki, akan tetapi perintah Allah, dan akan tugas negara yang aku emban mewajibkan aku berangkat mendahului suamiku.
     Aku merasa lemas sekali, aku merasa lemas sekali, bahwa panggilan Allah diindahkan ataupun tidak bukan persoalan Allah. Ataukah aku harus memohon tolong kepada selainNya, dalam keadaan yang penuh bahaya di tempat yang aman sekalipun. Berkecamuk dalam hatiku, suasana yang mencekam. Oh, aku harus yakin aku hanya bersama Allah dan Nabi saw. Seperti tertulis hampir di setiap sudut kota Mekkah, La illaha illallah , dalam hati aku lanjutkan Muhammadarasulullah. Ya Allah, khusukan hatiku. Khusukan hatiku agar aku hanya mendekatkan diri kepadaMu semata.
     Sebagai orang yang beriman, kita mengimani adanya alam kehidupan makhluk Allah. Ada alam fana atau alam dunia, atau alam Mulk yaitu kerajaan. Selanjutnya alam malakut yaitu tempat hidup malaikat, jin, setan, roh. Dan alam Jabarut, tempat tahta ‘Arsy yang Agung alam yang tidak memiliki batas. Berbagai alam tersebut akan diberitahukan Allah  kepada para hambanya yang dikehendakiNya. Karena Allah Maha Berkuasa. Seperti perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi saw. Telah dibersihkan hati Nabi saw dengan air suci zam-zam, baru diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dilanjutkan ke Sidratul Muntaha baru masuk ke surga. Menemui Allah untuk menerima peruntah shalat yang kita kerjakan sampai kini yaitu lima waktu sehari semalam. Nabi Musa as, adalah seorang Nabi as yang paling keras peringatannya kepada Nabi saw agar meminta keringanan shalat dari 50 waktu menjadi 5 waktu. Sebab Nabi Musa as, yang memiliki umat yang besar badannya saja tidak kuat menjalankan shalat apalagi umat Nabi saw yang badannya kecil-kecil.
     Kegiatan Nabi saw dengan Nabi Musa as, di perjalanan langit ke satu hingga langit ke tujuh begitu sibuknya. Kegiatan hamba yang hina dina amatlah jauh dari masa Nabi saw hidup, apalagi Nabi Musa as, bagaimana? Bagaimana mungkin dalam benakku, yang mengendap-endap mengikuti aku adalah para pengikut Firaun. Ini adalah hal mustahil. Aku merasa senang pergi menunaikan tugas berhaji, akan tetapi mengapa pengikut Firaun, si raja lalim itu mengikuti aku. Bagaimana bisa? Apakah sekarang juga Firaun masih ada? Pertanyaan yang berkecamuk dalam alam bawah sadarku sembari berdzikir, baik dzikir besar atau dzikir kecil ada terselip pertanyaan kepada Allah.
     Siebil Eraslam menceritakan dalam kisah-kisah Asiyah, bagaimana Firaun, yang menjadi suaminya itu amat licik dan takabur juga keji. Seluruh kekayaan negara dikerahkan untuk membangun piramida. Piramida merupakan kebanggaan Firaun yang menganggap dirinya Tuhan itu. Piramida adalah jalan menuju nirwana setelah kematiannya datang. Adalah Asiyah amat menantang suaminya sendiri. Sampai titik darah terakhirnya, tiada dia mau melihat suaminya lagi si Firaun apalagi pengikut-pengikutnya. Aku kagum kepada seorang ahli surga Firdaus Asiyah. Dalam panasnya siksaan firaun di tengah padang pasir yang sungguh panas, tanpa kain selembar pun, dan tanpa pelingdung kulit seperti sun blok. Akhirnya Allah mengangkat ruh nya atas doanya sendiri, sebelum algojo Firaun datang untuk menghabisi nyawanya, karena keteguhan Iman hanya kepada Tuhannya Musa as, sang putra sang Nabi Allah. Subhanallah.
     Aku jauh dari mereka, aku hanyalah seorang haji baru. Mengapa aku merasa nasibku seperti Asiyah. Aku dikelilingi kaum Firaun yang tiada hendak aku mau melihatnya. Seperti kejadian ketika aku pergi towaf bersama adikku, bersama kelompokku. Ada saja yang berkata-kata kepadaku. Bukan pada tempatnya. Aku bersama kelompok hajiku yang amat rapat. Lagi pula, aku amat jauh dari Firaun dan kaumnya. Apa sebab ada seorang perempuan merasa dikejar-kejar kaum firaun yang bodoh itu. Sampai ke dalam mimpi, aku dikejar firaun yang berbadan tinggi, tidak ada rambut di kepalanya, dan berbaju putih seperti menghadiri upacara. Lorong-lorong yang kulewati amat panjang dan terbuat dari tanah putih, lorong itu berupa terowongan. Aku berlari melewati liku-liku hingga aku bertemu ibuku. Ibu mengetahui gelagat yang mengejarku, “Ibu!” begitu aku memanggil keras. Kemudian kulihat ibuku kembali ke Mekkah ke Masjidil Haram, aku mengikuti beliau ke masjidil Haram.
     Ketika aku mengingat sabda Nabi saw, maka aku merasa hal itu yang datang dalam mimpiku adalah mustahil. Namun mustahil apa, sedang setan dan dajal pun masih bergentayangan di atas dunia. Sehingga masih mungkin ilham yang Allah sampaikan kepadaku adalah perintah untuk waspada terhadap kaum firaun yang menyesatkan. Ya Allah, pintaku lindungi aku dari tabiat firaun dan kaumnya, sampai dengan keluarga dan anak turunanku. Selamatkan dari gangguan firaun dan kaumnya ya Allah. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar