METODE
PEMBUKTIAN
Hukum atau rumus di Matematika umumnya dapat ditulis
dalam bentuk
Jika
p maka q
Atau ditulis secara singkat sebagai p --- > q. Sebagai contoh
a. Jika
dua sudut dalam segitiga ABC sama, maka panjang dua sisi dihadapan sudut segitiga
ABC tersebut, sama.
b. Jika
x > 7, maka x > 3.
Tabel kebenaran dari pernyataan ini
adalah
p
|
q
|
p à q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Jika diketahui pernyataan p --->
q bernilai B atau benar, maka pernyataan q ---> p tidak selalu bernilai B
juga. Sebagai contoh, kalimat kedua. Pernyataan :
Jika x > 3, maka x > 7
Pernyataan terakhir ini bernilai S. Sebagai contoh
x = 5, memenuhi pernyataan x > 3, tetapi tidak memenuhi pernyataan x > 7.
Metode pembuktian yang dibahas di
sini adalah cara untuk memperlihatkan bahwa pernyataan p ---> q bernilai B
jika p bernilai B. Dengan kata lain, jika p bernilai B maka q juga bernilai B.
Perhatikan bahwa jika p ---> q
sudah dibuktikan kebenarannya, pernyataan p tidak selalu bernilai B. Sebagai contoh,
misalkan kita telah membuktikan bahwa
Jika x tinggal di Sulawesi maka z tinggal di
Indonesia
Dalam hal ini
p
|
x tinggal di Sulawesi
|
q
|
x tinggal di Indonesia
|
Selanjutnya, jika x
adalah seorang yang tinggal di Tanjung
Pinang, maka p merupakan pernyataan yang salah, tetapi pernyataan p à
q tetap benar. Berdasarkan tabel kebenaran di atas, dalam hal ini nilai
kebenaran q dapat B atau S.
Ada beberapa cara untuk
melakukan pembuktian q bernilai B (atau p à q bernilai B)
jika p bernilai B.
a. Pembuktian
langsung
Metode
ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: Asumsikan bahwa p bernilai B. Kemudian
dengan menggunakan pernyataan jika-maka yang lain, kita dapat memperlihatkan
bahwa q juga bernilai benar. Oleh karena itu pernyataan p à
q bernilai B, yaitu berdasarkan baris pertama dari tabel kebenaran di atas. Secara
abstrak, ini ditulis sebagai aturan silogisme
p
à
q
r
à
q
\ p à
q
b. Pembuktian
tak langsung atau dengan kontrapositif
Pernyataan
p à
q ekuivalen dengan pernyataan ~ q à ~ p. Oleh karena itu dengan membuktian secara
langsung bahwa ~ q benar maka ~ p benar, kita telah membuktikan ~ q à
~ p dan sekaligus p à q bernilai B.
c. Pembuktian
dengan kontradiksi
d. Sekali
lagi kita ingin membuktikan bahwa p à
q bernilai B jika p bernilai B. Kemudian kita anggap bahwa pernyataan p à
q salah. Hal ini terjadi jika p bernilai B dan q berniali S atau ~ q berniali
B.
Misalkan
kita dapat menemukan pernyataan r sehinngga (artinya kita dapat membuktikan
bahwa)
p/\ (~ q) à r /\ (~ r) (1.1)
bernialai B. Perhatikan bahwa bagian
kesimpulan dari pernyataan ini ( r /\ (~ r) selalu bernilai salah. Sesuai dengan
baris ke empat tabel kebenaran implikasi, maka hipotesis pernyataan (1.1)
bernilai S atau pernyataan
~ [ p/\ (~ q)] (~ p ) \/ q
Bernilai B. Sedangkan pernyataan
(~ p ) \/ q ekivalen dengan p à q.
Jadi kita telah
membuktikan pernyataan p à q bernilai B dengan cara kontradiksi
adalah sebagai berikut.(sUMBER: Langkah awal menuju olimpiade matematika oleh : Wono Setya Budhi buku 1 hal. 4-6, tahun 2006. penerbit R Ricardo: Jakarta selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar