ONTOLOGI
NOVEL
THE HOLY JOURNEY TO HAJI
Oleh
: Prich Purwanti
(bagian 3 )
Ontologi novel berjudul The Holy Journey To Haji,
dipandang dari segi:
1. Etimologi,
atau asal usul istilah
2. Historis
atau sejarah yang melatar belakangi novel
3. Religius
atau tinjauan agama
4. Kantian
atau agama secara umum, etika dan estetika
5. Pesan
kemanusiaan, sosial.
1. ETIMOLOGI ATAU ASAL USUL ISTILAH
Berdasarkan
judul dapat dilihat bahwa bahasa adalah bercampur antara bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Pada bagian tiga semua bahasa yang digunakan berbahasa Indonesia,
yaitu bahasa pergaulan. Jika penulis adalah orang yang berbahasa Indonesia maka
tulisannya juga berbahasa Indonesia.
Istilah-istilah umum yang digunakan
merupakan istilah keseharian dan kedinasan. Ada istilah partes yang berarti
tanggal kelahiran.
2. HISTORIS ATAU SEJARAH YANG MELATAR
BELAKANGI NOVEL
Secara
umum, novel bagian tiga ini tercipta karena penulis memiliki tugas dalam
membantu ibunya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai seorang kakak yang
adiknya banyak. Seharusnya adiknya hanya satu seorang laki-laki, karena saudara
ibunya banyak, maka adiknya menjadi banyak, khusunya setelah anak bibinya
dititipkan kepada ibunya, karena sakit dan si suami seorang tentara yang
bertugas di Timor-Timur.
Tugasnya menikah sudah dilaksanakan dengan
amat susah payah. Kecelakaan yang dialami penulis merupakan moment bahwa
penulis harus menerima kenyataan dirinya harus berkeluarga. Adapun berkeluarga pada
saatnya telah menjadikannya kaka yang baik, bagi adik sepupunya untuk
memutuskan menikah. Begitu juga untuk adik sepupu yang lain, dia menjadi kakak
yang memimpin untuk melaksanakan pernikahan yang baik, meskipun dilaksanakan di
dalam Masjid berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, sama sekali.
3. RELIGIUS ATAU TINJAUAN AGAMA
Secara
religius, penulis memberitahukan kepada pembaca bahwa ada hal-hal yang diluar
kekuasaannya. Semua yang terjadi dalam menjemput dani dan riska menikah adalah
bukan rekayasa. Kelihatan hampir tepat dan hanya itu yang penulis miliki.
Kumpulannya penulis tulis sebagai novel pendek. Sesuatu yang tercipta karena
ijinNya, walaupun penulis tidak menuliskan berkali-kali penulis sampaikan
setiap mengakhiri bagian kisah cinta pada bagian 1 dan 2 yang lalu.
Walaupun penulis mengungkapkan dengan
moment tanpa detail, namun pembaca sudah cukup jelas bahwa, tokoh yang
digambarkan adalah beragama Islam. Pada bagian akhir bagian tiga dituliskan doa
agar terhindar dari kerugian shalat bagi orang yang lalai. Yaitu orang yang
tidak menafkahi anak yatim, dan tidak memberi makan kepada orang miskin.
4. KANTIAN ATAU AGAMA SECARA UMUM,
ETIKA DAN ESTETIKA
Secara
umum, sikap religius penulis, menunjukkan bahwa dia seorang yang taat kepada
aturan keluarga dan taat kepada suami. Selain itu dia juga amat menyayangi
kedua anaknya sebagai amanat Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga dia mempunyai
perasaan melindungi adik-adiknya yang perempuan. Nota bena hanya saudara
sepupunya saja. Hal ini diceritakan sejak masih kuliah hingga sudah menikah
sampai ketika sedang beribadah haji.
Etika yang dikerjakan tokoh yaitu segera
pulang ke rumah ketika keberadaan amat dibutuhkan oleh ibundanya untuk
menjemput adiknya. Kemudian juga segera menanyakan dimana kehendak adiknya
untuk menikah nanti.
Secara estetika, penulis menceritakan
kisahnya, seperti sedang menjadi malaikat bagi bibinya yang telah janda untuk
menyelesaikan s1 bagi guru. Di sudut yang lain, bibinya akan menjadi guru
profesional setelah lulus menjadikan suport bantuannya tersebut. Selain itu
keindahan yang digambarkan penulis melalui penokohan diri tersebut, menuliskan
keadaan menjemput adik yang masih kecil dan mestinya ada perasaan takut
mencekam. Kemudian bergembira hidupnya. Behitu juga bujukannya segera
memutuskan untuk menikah, kemudian ada keluarga yang baik yang datang
melamarnya. Semua merupakan keindahan dari novel pendek bagian tiga ini.
5.
PESAN
KEMANUSIAAN, SOSIAL
Pesan kemanusiaan dari novel pendek
berjudul The Holy Journey To Haji, bagian 3, ini ada beberapa:
1. Setiap
anak harus berbakti kepada kedua ayah ibunya, sampai dengan saudara ayah dan
ibunya,
2. Setiap
kakak harus menyayangi adik-adiknya.
3. Setiap
keputusan harus dipasrahkan kepada Tuhan setelah berikhtiar.
4. Berkasih
sayang kepada sesama dapat diujudkan dengan mengasihi saudara-saudaranya
sendiri, tetangga yang miskin dan fakir juga para janda.
5. Setiap
kegelisahan harus disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Penolong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar