Ontologi
Puisi
SUAMIKU PUSAKA ABADI
Oleh:
Prich Purwanti
Kuambil
air wudhuku
Kupanjatkan
doa untuk setiap sesucianku
Dalam
bimbingan dan dukungan
Aku
mengangkat takbirku
Aku
bersujud meletakkan kening tanda sujudku Ya Allah
Tuhanku
Doa
terurai lembut memohonkan
Segala
perlindungan, harapan dan menyerahkan sesembahan kepada Mu
Wahai
aku sangatlah kecil di haribaanMu
Hamba
yang hina dina ini
Memohon
sungguh
Berikanlah
kebahagiaan kepada kedua ibu bapakku
Ya
Rabbana
Limpahkan
kasih sayangMu
Kepada
kedua ayah ibuku
Sebagaimana
keduanya menyayangi ku sejak dulu kala hingga kini
Ya
Rabbana
Barikanlah
kebahagiaan kepadaku yaitu anak soleh yang berbakti kepadaku dan suamiku
sebagai ayah bundanya
Ya
Rabbana
Berikanlah
kepadaku mahabah atau perasaan cinta untuk suamiku semata
Yang engkau Ridhoi
Lindungi
aku dari memberi cinta kepada orang kafir
Ya
Rabbana
Jadikanlah
sang telaga haudku yaitu suamiku yang sinar matanya sejuk dan segar
Bagaikan
telaga haud Rasul Sallalahu ‘alaihi wassalam sebagai pusaka abadi
Ya
Rabbana
Jadikanlah
al baiti al janati
Yaitu
rumahku adalah surga bagi suami dan anak-anakku
Ya
Rabbana
Ya
Tuhanku Ya Allah Aja Wa Jalla
Engkaulah
Tuhan Yang Maha Mengabulkan doa hamba yang hina dina ini
Kabulkanlah
doaku
Ya
Rabbana
(Aku
mengucapkan happy birthday to you my beloved husband : Sa’ad Santosa, ke 34
tahun, 16 Maret 1967 – 16 Maret 2002, semoga keluarga sakinah: Habib –calon
adik Habib. Aamiin: semoga bersama ke tanah suci: Allahumma Aamiin.)
Ontologi puisi berjudul Suamiku Pusaka Abadi buah karya
Prich Purwanti, ini akan ditinjau dari segi:
1. Etimologi
atau asal usul kata atau istilah.
2. Historis
atau tinjauan sejarah
3. Religius atau tinjauan agama
4. Kantian
atau tinjauan religius secara umum, etika dan estetika.
1.
Etimologi atau asal usul kata atu istilah
Istilah-istilah
yang digunakan dalam puisi ini, diambil dari isrtilah Arab. Wudhu, Ya Allah ,
doa, suami, tuhan.
2.
Historis atau tinjauan sejarah
Sejarah
terciptanya puisi ini, sewaktu keadaan suami sedang sakit, dan Allah memberikan
karunia anak lagi. Kelihatan masih dalam penantian atau baru hamil lagi untuk
adik Habib. Tampak dalam keresahan bathin pengarang bahwa memohon perlindungan
dari mencintai orang kafir. Pengarang berharap suaminya sesungguhnya orang
mukmin.
3.
Religius atau tinjauan agama
Penyair
seorang mukmin, yang hanya menyembah satu Tuhan atau monotheisme. Agamanya
adalah Islam, ditandai dengan kekagumannya kepada suami yang memiliki sinar
mata yang teduh dan sejuk bagaikan telaga haud. Telaga Nabi Muhammad saw.
4.
Kantian atau religius secara umum, etika
dan estetika
Secara
umum, penyair menyampaikan pesan moral religius kepada para pembaca puisi yang
budiman, supaya selalu mengingat kedua ibu dan bapak. Bahwa suami adalah
pengganti kedua ibu dan bapak. Suami tempat berbakti. Kebaktian hanya kepada
Tuhan.
Nilai
etika puisi, bahwa penyair suka menyentuh pembaca dengan hal yang mungkin
terjadi diluar dugaan siapapun juga. Dalam baris Ya Rabbana lindungi aku dari
mencintai orang kafir. Secara etika, orang kafir adalah orang lain selain suami.
Dalam pengertian umum selewengan. Penyair menitipkan pesan agar pembaca jangan
menyeleweng. Puisi ini disusun secara etika sebagai ungkapan cinta yang hanya
dikarenakan Allah semata, tampak dalam keterangan di dalam kurung dibawah
barisan puisi.
Nilai
estetika, bahwa penyair menyebut dirinya dengan istilah ana berkali-kali setiap
menyebut nama Tuhan yaitu dalam baris Ya Rabbana, artinya ya Tuhanku. Hal ini
amat indah, dan menyatakan sungguh aku menyebut nama Mu.
Secara
keseluruhan puisi ini adalah bentuk doa yang indah dan bisa menjadi panduan
atau contoh bagi para istri secara analogi.
Wallahua’lambisawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar