( .... tidak boleh rofas, tidak boleh fasik dan tidak boleh jidal .... . QS Al Baqarah ayat 197)
Novel
ISLAMISASI ALA RASULULLAH
Ketika
aku masih baru di institut. Kebetulan tiba hari ulang tahun institut. Hari-hari
berisi lomba-lomba tingkat fakultas. Waktu itu, baju yang masih harus dikenakan
mahasiswa baru adalah seragam abu-abu putih. Sedari pengenalan kampus hingga
lomba tingkat fakultas, baju abu-abuku tetap kukenankan. Beruntung kos-kosanku
memiliki tempat laoundry yang luas. Aku bisa meloundry bajuku disitu.
Aku menjadi ketua regu pada saat lomba
gerak jalan tingkat kampus. Reguku beranggotakan mahasiswa putri yang ada di
kelasku. Entah mengapa teman mahaiswa di reguku menunjuk aku untuk menjadi
komandan regu. Aku terima kehormatan menjadi komandan regu itu. Salah satu
anggota regu kami ternyata mengikuti ekstrakurikuler resimen mahasiswa. Ia
bernama Nuli. Ketika ada tugas ke Timor-Timur, dia berangkat. Padahal
sehari-hari tugas kuliah banyak sekali. Hingga Nuli akhirnya dipanggil oleh
ketua jurusan yaitu Pak Edi agar kembali ke kampus untuk mengikuti perkuliahan
saja. Nuli kembali. Tak berapa lama Nuli kembali, saat itu Timor –Timur telah
menjadi Timor Leste. Ternyata pengambilan suara di Timor-Timur dilakukan bagi
semua oenduduk. Sehingga Timor-Timur harus jatuh ke tangan fretilin, hingga
kini menjadi negara merdeka yaitu Timor Leste.
Ibu Mega pernah berpidato, beliau
memperkarakan masalah statistik. Kata beliau dalam statistik kehidupan politik
khusunya, angka 3 bisa berubah menjadi angka 8. Dan sebaliknya. Sedangkan dalam
perkuliahan statistik itu sendiri kesalahan disebut dengan galat.
Dalam banyak kehidupan bernegara dan
bermasyarakat, telah Allah selenggarakan adanya bangsa-bangsa untuk saling
mengenal satu sama lain. Perkenalan ini memiliki aturan yang baik. Dalam
kehidupan orang dewasa perkenalan antar bangsa bisa dilalui dengan pertukaran
kebudayaan. Perkenalan juga harus menggunakan etika yang baik. Sesuatu yang
baik adalah hal yang berdasarkan kepada nasihat yang baik yaitu agama.
Dewasa ini, kita sering menyaksikan adanya
berita tentang kelompok agama memasukkan pengaruh agama ke dalam masyarakat.
Misalnya agama Islam mengadakan islamisasi. Menurut nasihat Presiden terpilih
kemarin, 20 Oktober 2019, pelaksanaan islamisasi harus diselenggarakan dengan
cara moderat. Cara-cara makar dan kudeta tidak disarankan sama sekali oleh
Bapak Presiden RI yang baru dilantik tersebut.
Hal islamisasi diselenggarakan merupakan
hal yang berhubungan dengan ibadah umat muslim. Nabi saw dalam suatu Sabdanya
telah menghimbau agar setiap yang mendapat tantangan berperang, jangan sampai
begitu saja menerima tantangan itu, mereka harus memperoleh janji yaitu mereka
mau menyatakan syahadat tain. Pernyataan bahwa mereka mengakui bahwa tiada
tuhan selain Allah, dan mnyatakan bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah,
menjadi syarat utama dilaksanakan perang. Wallahua’lambisawab.
Dalam suatu riwayat, Sabda nabi saw,
tentang surat beliau kepada raja romawi yang bernama Hercules lewat utusan
beliau. Nabi saw, memberi tahu kepada Hercules agar supaya memeluk agama islam dengan
membaca dua kalimat syahadat. Sebab dengan begitu, raja akan terbebas dari dosa
yang dikerjakan oleh rakyatnya. Karena surat yang halus sekali itu, maka raja
Hercules merasa terketuk dan beliau membalas surat dan menyatakan keislamannya
kepada Nabi saw.
Ada sebuah surat yang mengajak seorang
raja berislam ditolak, oleh Nabi saw, kerajaan itu didoakan agar hancur dalam
waktu sekejap. Ternyata kerajaan yang menolak membaca dua kalimat syahadat itu
memang mengalami kehancuran. Na’udzubillahimindzalik.
Kita yang sudah memiliki syahadat sudah
selayaknya memperbaiki syahadat kita. Begitu kata kaka kelas seniorku ketika
pendampingan perkuliahan agama islam dulu. Syahadat bukan sekedar melafadkan
dua kalimatnya. Syahadat berisi pengakuan kepada Dzat yang menjadi penguasa
seluruh alam. Syahadat berarti menyatakan bahwa Rasulullah saw adalah utusan
Allah. Apa yang dibawa oleh Rasulullah menjadi tugas para muslim yang sudah
bersyahadat. Orang yang sudah menyatakan keislamannya dengan membaca dua kalimat
syahadat disebut dengan muslim. Muslim lebih khusus dibagi muslim laki-laki
atau muslim saja. Dan muslim perempuan atau muslimah.
Bagaimana halnya tentang mukmin. Mukmin
berarti orang yang beriman. Orang yang beriman dibedakan menjadi dua. Orang beriman
laki-laki atau mukmin. Dan orang beriman perempuan berarti mukminah. Mukmin
sudah jelas menyatakan muslim. Akan tetapi sebaliknya belumlah tentu.
Seorang yang beriman memiliki hati yang
tertaut kepada Allah, kitab-kitab Allah, malaikat Allah, Rasul Allah, qada dan
qadar serta hari kiamat. Sedangkan muslim hanya memiliki lima kewajiban yaitu,
membaca dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, membayarkan zakat, berpuasa di
bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
Perbedaan mukmin dan muslim. Seorang
mukmin pastilah dia juga mengerjakan semua rukun islam karena Allah SWT. Akan
tetapi muslim, belum tentu ia akan menerima qada atau qadar yang disuratkan
Allah kepadanya sebagai takdir kehidupannya. Orang-orang yang seperti ini,
besar kemungkinan menempati kelompok mardud. Jika orang islam sudah menunaikan
ibadah haji, pulang panjang umurnya. Maka kemungkinan yang ada tinggal menunggu
ia seorang haji mardud atau seorang haji mabrur. Wallahua’lambisawab.
Kita sebagai manusia wajib berhusnudhon kepada
Allah akan hal tersebut. Demikian bapak guru agama islamku sewaktu sma. Beliau
aku tanya perihal mabrur dan mardudnya haji sepulang ibadah suci. Ternyata
semua harus dimohonkan kepada Allah sebagai orang yang husnudzon yaitu
berprasangka baik kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar