PRICH PURWANTI
(....haji tidak rofas, tidak fasik dan tidak jidal,.... . Alquran Surat Al Baqarah ayat 197)
MENJEMPUT
DANI
Kali ini tahun1991,
pamanku kelihatan gelisah. Aku seolah disuruhnya pulang, jangan kelamaan di
kos-kosan. Ya , benar ternyata ibu amat membutuhkan aku untuk menjemput adik
sepupuku. Usia Dani sekitar sepuluh tahun dia masuk kelas empat SD. Ia
mengikuti ayahnya tinggal bersama ibu tirinya di Kertayasa. Aku memboncengkan
ibu ke Kartayasa. Sesampai di rumah bapak dan ibunya, kulihat kosong rumahnya.
Aku dan ibu ke rumah tetangga , oh, sedang memancing ikan. Rupanya hendak makan
ikan bakar bersama anak tetangga pamanku. Segera saja aku dan ibu membawa Dani
pulang. Karena rumah kosong, pasti ibu tirinya ssedang pulang dan Riska entah
dimana. Kata Dani , “Si Riska dibawa ibu Puji ke Lamongan Bu De.” Sudah satu
minggu tidak pulang Dani di Kertayasa bersama anak tetangga ayahnya. Akhirnya
Dani naik bus dari Kertayasa, aku dan ibu berboncengan ke rumah. Kami bertemu
di rumah.
Selesai sudah sekolah Dani di
SMK 1N Purbalingga. Aku merasa senang
jika Dani mau melanjutkan ke sekolah guru. Sayang dia tidak mau. Saudaranya
banyak dari ayah dan ibu tirinya. Dia memilih bekerja di Jakarta. Bersama
saudara ibu tirinya. Beberapa kali setelah dia menginjak dewasa menceriterakan
teman cowoknya. Lewat telfon dia bercerita disela-sela pekerjaannya, yang
malang melintang hingga menjadi kelompok boga sebuah perusahaan catering
bersama teteh Oon. Gajinya besar, sebab Dani memang anak yang hemat. Ibu sering
mendapat kiriman baju-baju baru hampir setiap lebaran.
Suatu hari, Dani kedapatan olehku
menceriterakan perihal cowoknya. Aku ingat bahwa sepeupuku sedang dalam hal
maksiat kepada Allah. Begitu dia call aku, aku beri nasihat hati-hati. “Dan,
sebaiknya kamu memutuskan untuk menikah. Dengarkan nasihat bapakmu, bahwa kamu
tidak boleh bergaul dengan cowok yang telah beristri.” Ayahnya adalah suami
bibiku, yaitu adik kandung ibuku.
Beberapa waktu dari telfunnya kepadaku,
Dani memberi kabar, bahwa keluarga A Pian, akan datang ke rumah. Mereka hendak
melamar adikku. Sehingga kami mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut
kedatangan tamu dari Purwakarta. Alhamdulillah, adikku hampir terbebas dari maksiat.
Wallahua’lambisawab.
Ketika hari pernikahan tiba, semua
keluarga inu berkumpul. Titin sepupuku menjadi perias Dani dan Sopian. Mereka
mengenakan baju pengantin berwarna putih. Pernikahan dilaksanakan di dalam
rumah. Hanya tamu saudara ibu dan keluarga Purwakarta, serta pamanku yang
menikahkan Dani.
Kemarin, Oktober 2019 pulang , Dani lama
sekali mungkin hendak bermaksiat lagi kepada Allah. Setelah mengikuti bisnis
multi level marketing kesibukan sehari-hari hanya di situ. Seperti pekerjaan
hanyalah di NASA saja. Apa yang menyebabkan dia pulang, sedang mengadakan
seminar di Purwokerto. Ibu dan aku memberikan nasihat yang banyak perihal
rezeki yang bisa datang dari arah yang tak diduga-duga. Dani harus rajin
membaca alquran surat Al waqi’ah. Nabi saw telah bersabda bahwa barangsiapa
menjadikan bacaan Al Waqi’ah setiap hari, maka allah akan mencukupkan
kebutuhannya.
RISKA
MENIKAH
Ketika bibi ku , yaitu
adik ibuku masih hidup. Beliau memang mengidap sakit yang amat kronis. Pamanku
seorang tentara yang bertugas di Timor – Timur. Setiap hari bertugas di sana,
untuk menjaga keamanan Indonesia di Timor-Timur. Bibiku selalu sendiri di
asrama batalion candrakirana. Ketika dirasa oleh beliau sakitnya sudah teramat
menjerat tubuhnya, semua anaknya dititipkannya kepada ibundaku. Aku kebetulan
masih SMA masa itu. Aku mendengan dan menyaksikan perihal tersebut. Hanya
karena ibu seorang yang sering menampung bibi dan keluarganya jika bertengkar
di asrama. Ibu tidak sanggup untuk bungsu pamanku yang masih bayi. Si Riska
harus ikut bibiku yang lain. Bibi Mut, senua anaknya lelaki, hanya Titin yang
perempuan. Aku selesai SMA , bibiku sudah berpulang di RS DKT Purwokerto. Aku
pergi belajar ke Yogya, rasanya seperti sudah punya anak gadis. Aku hanya
berkhayal.
Selesai SMK, Riska memilih masuk ke LPK
dekat rumah, untuk belajar keterampilan menjahit. Kemudian dia ditempatkan di
pabrik garmen Semarang. Hasilnya lumayan katanya lewat telf. Namun ketika dia
suka meminta uang legi ke ibu, maka ibu segera menjemputnya pulang.
Alhamdulillah bisa dibawa pulang. Dia akhirnya mencari kerja di pabrik dekat
rumah. Cita-citanya sungguh amat sederhana yaitu hendak menikah dengan lelaki asal
Purbalingga.
Entah apa yang menyebabkan Riska menyusul
kakaknya ke Purwakarta. Dia bekerja di sebuah pabrik sepatu di sana. Ternyata
tidak tinggal bareng dengan Dani. Riska kos. Aku sepulang haji telah
menengoknya ke Purwakarta. Dia sudah dilaporkan kakaknya hendak menikah di
masjid Darussalam. Calon suaminya hanya seorang sarjana Fisika dari Unsud,
hanya saja belum beruntung untuk masalah kerja. Allah akan memberikan rezeki
kepada setiap orang yang bersungguh-sungguh beriman kepadaNya.
Riska Sulit sekali dibujuk untuk menikah
di rumah saja seperti kakak-kakaknya. Juga aku dulu menikah di rumah. Malah aku
menikah di halaman rumah. Dia dikabarkan Dani hendak menikah di masjid
Darussalam. Karena itu, sepulang haji , aku sibuk membantu ibuku mengurus
pernikahannya. Rupa-rupanya harapannya menikah dengan pemuda asal Purbalingga
menjadi kenyataan. Subhanallah.
Begitulah kata adat Jawa, aku sebagai
sendang kapit pancuran, namun kehendak Allah, aku bertambah saudara dengan adik
sepupuku. Karena itu, maka ayah ibuku tidak membuat bagian kekayaan beliau
ketika haji dulu sebagai warisan. Akan tetapi, kekayaan beliau dibagi untuk
kami bertiga. Aku mendapat bagian terbanyak karena aku tinggal dengan bapak dan
ibu, juga kedua adik sepupuku, kalau mereka mau. Kakak dan adikku mendapat
bagian juga. Selain tanah, rumah, juga sawah. Aku sungguh beruntung memiliki
suami yang demikian ridho kepada keadaanku. Padahal aku hanyalah seorang istri
yang menjadi sepenuhnya hak suami.
Ada bagian-bagian hartaku yang menjadi
milik orang lain. Aku ambil 2,5% untuk yang membutuhkan. Ketika kebutuhan
pendidikan keponakanku belum menyerap biaya yang cukup besar. Bagian harta
untuk orang lain akan dibagikan ibuku ke tetangga khusunya para janda. Memang
tidak seberapa, hanya sedikit. Namun mereka tampak amat senang. Sekarang aku
masih membantu menopang sepupuku Reni, suaminya jatuh dari pekerjaannya. Sudah tidak
bekerja dengan kakak kandungnya dan ketika kerja di Jakarta segera keluar.
Karena tidak cocok. Semoga bisa pulih lagi, kehidupannya yang amat menderita.
Baznas sudah lama berhenti, karena jam
kerja tidak memungkinkan petugas Baznas sekolah mengantar ke kantor Baznas.
Semua berhenti, rekan kerjaku, entah kemana menyalurkan kelebihan hartanya yang
2,5% itu. Mereka mungkin membayarkan lewat masjid. Aku juga ke masjid, setiap
bulan untuk kegiatan sosial masjid. Masjid ‘Aly mengadakan tausiah setiap Ahad
pagi. Ahad terakhir setiap bulan akan membagikan paket sembako. Mereka yang
mendapat sembako, adalah orang-orang yang tidak mampu. Janda, orang miskin, dan
yatim piatu. Juga sumbangan untuk sekolah-sekolah Aisiah Bustanul atfal, setiap
tahun. Juga Al Kahfi dari cabang surabaya, selalu mendapat sokongan di Bulan Romadhon
untuk anak yatim berlebaran, walaupun hanya sedikit. Kami hasilnya sedikit, maka
membagi-bagikannya juga sedikit.
Hampir setiap hari ada saja orang datang
ke rumah. Ada yang membawa proposal untuk yatim piatu, ada juga yang langsung
meminta untuk biaya baik transportasi atau makan. Karena hal tersebut adalah
bagian perintah Allah, maka kami memberikan pelayanan yang ala kadarnya.
Sedikit, akan tetapi kami tidak menghardik mereka. Firman Allah dalah surat Al
Ma’un:
Aro aitaladzi yakadzi
bubiddin Fadza likaladzi yaduk ‘ul yatiim, wala yahudu ‘ala tonga mil miskin
fawailulil musholin aladzi nahum ‘ansholatiihim saahuun aladzi nahuum yuroo
uuna wayam na’u nal maa’uun.
Artinya: ‘1. Tahukah
kamu orang yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak
yatim,3. Dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin,4. Maka
kecelakaanlah kepada orang-orang yang shalat. 5. (yaitu) orang-orang yang lalai
dari salatnya, 6. Orang-orang yang berbuat ria, 7. Dan enggan menolong dengan
barang yang berguna.
Yaa Allah lindungilah
kami dari kecelakaan salat. Aamiin.
(BAGIAN 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar