Senin, 14 Oktober 2019

THE HOLY JOURNEY TO HAJI (Bagian 3)

NOVEL
PRICH PURWANTI
(....haji tidak rofas, tidak fasik dan tidak jidal,.... . Alquran Surat Al Baqarah ayat 197)


MENJEMPUT DANI
Kali ini tahun1991, pamanku kelihatan gelisah. Aku seolah disuruhnya pulang, jangan kelamaan di kos-kosan. Ya , benar ternyata ibu amat membutuhkan aku untuk menjemput adik sepupuku. Usia Dani sekitar sepuluh tahun dia masuk kelas empat SD. Ia mengikuti ayahnya tinggal bersama ibu tirinya di Kertayasa. Aku memboncengkan ibu ke Kartayasa. Sesampai di rumah bapak dan ibunya, kulihat kosong rumahnya. Aku dan ibu ke rumah tetangga , oh, sedang memancing ikan. Rupanya hendak makan ikan bakar bersama anak tetangga pamanku. Segera saja aku dan ibu membawa Dani pulang. Karena rumah kosong, pasti ibu tirinya ssedang pulang dan Riska entah dimana. Kata Dani , “Si Riska dibawa ibu Puji ke Lamongan Bu De.” Sudah satu minggu tidak pulang Dani di Kertayasa bersama anak tetangga ayahnya. Akhirnya Dani naik bus dari Kertayasa, aku dan ibu berboncengan ke rumah. Kami bertemu di rumah.
          Selesai sudah sekolah Dani di SMK  1N Purbalingga. Aku merasa senang jika Dani mau melanjutkan ke sekolah guru. Sayang dia tidak mau. Saudaranya banyak dari ayah dan ibu tirinya. Dia memilih bekerja di Jakarta. Bersama saudara ibu tirinya. Beberapa kali setelah dia menginjak dewasa menceriterakan teman cowoknya. Lewat telfon dia bercerita disela-sela pekerjaannya, yang malang melintang hingga menjadi kelompok boga sebuah perusahaan catering bersama teteh Oon. Gajinya besar, sebab Dani memang anak yang hemat. Ibu sering mendapat kiriman baju-baju baru hampir setiap lebaran.
       Suatu hari, Dani kedapatan olehku menceriterakan perihal cowoknya. Aku ingat bahwa sepeupuku sedang dalam hal maksiat kepada Allah. Begitu dia call aku, aku beri nasihat hati-hati. “Dan, sebaiknya kamu memutuskan untuk menikah. Dengarkan nasihat bapakmu, bahwa kamu tidak boleh bergaul dengan cowok yang telah beristri.” Ayahnya adalah suami bibiku, yaitu adik kandung ibuku.
       Beberapa waktu dari telfunnya kepadaku, Dani memberi kabar, bahwa keluarga A Pian, akan datang ke rumah. Mereka hendak melamar adikku. Sehingga kami mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan tamu dari Purwakarta. Alhamdulillah, adikku hampir terbebas dari maksiat. Wallahua’lambisawab.
      Ketika hari pernikahan tiba, semua keluarga inu berkumpul. Titin sepupuku menjadi perias Dani dan Sopian. Mereka mengenakan baju pengantin berwarna putih. Pernikahan dilaksanakan di dalam rumah. Hanya tamu saudara ibu dan keluarga Purwakarta, serta pamanku yang menikahkan Dani.
      Kemarin, Oktober 2019 pulang , Dani lama sekali mungkin hendak bermaksiat lagi kepada Allah. Setelah mengikuti bisnis multi level marketing kesibukan sehari-hari hanya di situ. Seperti pekerjaan hanyalah di NASA saja. Apa yang menyebabkan dia pulang, sedang mengadakan seminar di Purwokerto. Ibu dan aku memberikan nasihat yang banyak perihal rezeki yang bisa datang dari arah yang tak diduga-duga. Dani harus rajin membaca alquran surat Al waqi’ah. Nabi saw telah bersabda bahwa barangsiapa menjadikan bacaan Al Waqi’ah setiap hari, maka allah akan mencukupkan kebutuhannya.
RISKA MENIKAH
Ketika bibi ku , yaitu adik ibuku masih hidup. Beliau memang mengidap sakit yang amat kronis. Pamanku seorang tentara yang bertugas di Timor – Timur. Setiap hari bertugas di sana, untuk menjaga keamanan Indonesia di Timor-Timur. Bibiku selalu sendiri di asrama batalion candrakirana. Ketika dirasa oleh beliau sakitnya sudah teramat menjerat tubuhnya, semua anaknya dititipkannya kepada ibundaku. Aku kebetulan masih SMA masa itu. Aku mendengan dan menyaksikan perihal tersebut. Hanya karena ibu seorang yang sering menampung bibi dan keluarganya jika bertengkar di asrama. Ibu tidak sanggup untuk bungsu pamanku yang masih bayi. Si Riska harus ikut bibiku yang lain. Bibi Mut, senua anaknya lelaki, hanya Titin yang perempuan. Aku selesai SMA , bibiku sudah berpulang di RS DKT Purwokerto. Aku pergi belajar ke Yogya, rasanya seperti sudah punya anak gadis. Aku hanya berkhayal.
      Selesai SMK, Riska memilih masuk ke LPK dekat rumah, untuk belajar keterampilan menjahit. Kemudian dia ditempatkan di pabrik garmen Semarang. Hasilnya lumayan katanya lewat telf. Namun ketika dia suka meminta uang legi ke ibu, maka ibu segera menjemputnya pulang. Alhamdulillah bisa dibawa pulang. Dia akhirnya mencari kerja di pabrik dekat rumah. Cita-citanya sungguh amat sederhana yaitu hendak menikah dengan lelaki asal Purbalingga.
     Entah apa yang menyebabkan Riska menyusul kakaknya ke Purwakarta. Dia bekerja di sebuah pabrik sepatu di sana. Ternyata tidak tinggal bareng dengan Dani. Riska kos. Aku sepulang haji telah menengoknya ke Purwakarta. Dia sudah dilaporkan kakaknya hendak menikah di masjid Darussalam. Calon suaminya hanya seorang sarjana Fisika dari Unsud, hanya saja belum beruntung untuk masalah kerja. Allah akan memberikan rezeki kepada setiap orang yang bersungguh-sungguh beriman kepadaNya.
       Riska Sulit sekali dibujuk untuk menikah di rumah saja seperti kakak-kakaknya. Juga aku dulu menikah di rumah. Malah aku menikah di halaman rumah. Dia dikabarkan Dani hendak menikah di masjid Darussalam. Karena itu, sepulang haji , aku sibuk membantu ibuku mengurus pernikahannya. Rupa-rupanya harapannya menikah dengan pemuda asal Purbalingga menjadi kenyataan. Subhanallah.
       Begitulah kata adat Jawa, aku sebagai sendang kapit pancuran, namun kehendak Allah, aku bertambah saudara dengan adik sepupuku. Karena itu, maka ayah ibuku tidak membuat bagian kekayaan beliau ketika haji dulu sebagai warisan. Akan tetapi, kekayaan beliau dibagi untuk kami bertiga. Aku mendapat bagian terbanyak karena aku tinggal dengan bapak dan ibu, juga kedua adik sepupuku, kalau mereka mau. Kakak dan adikku mendapat bagian juga. Selain tanah, rumah, juga sawah. Aku sungguh beruntung memiliki suami yang demikian ridho kepada keadaanku. Padahal aku hanyalah seorang istri yang menjadi sepenuhnya hak suami.
     Ada bagian-bagian hartaku yang menjadi milik orang lain. Aku ambil 2,5% untuk yang membutuhkan. Ketika kebutuhan pendidikan keponakanku belum menyerap biaya yang cukup besar. Bagian harta untuk orang lain akan dibagikan ibuku ke tetangga khusunya para janda. Memang tidak seberapa, hanya sedikit. Namun mereka tampak amat senang. Sekarang aku masih membantu menopang sepupuku Reni, suaminya jatuh dari pekerjaannya. Sudah tidak bekerja dengan kakak kandungnya dan ketika kerja di Jakarta segera keluar. Karena tidak cocok. Semoga bisa pulih lagi, kehidupannya yang amat menderita.
       Baznas sudah lama berhenti, karena jam kerja tidak memungkinkan petugas Baznas sekolah mengantar ke kantor Baznas. Semua berhenti, rekan kerjaku, entah kemana menyalurkan kelebihan hartanya yang 2,5% itu. Mereka mungkin membayarkan lewat masjid. Aku juga ke masjid, setiap bulan untuk kegiatan sosial masjid. Masjid ‘Aly mengadakan tausiah setiap Ahad pagi. Ahad terakhir setiap bulan akan membagikan paket sembako. Mereka yang mendapat sembako, adalah orang-orang yang tidak mampu. Janda, orang miskin, dan yatim piatu. Juga sumbangan untuk sekolah-sekolah Aisiah Bustanul atfal, setiap tahun. Juga Al Kahfi dari cabang surabaya, selalu mendapat sokongan di Bulan Romadhon untuk anak yatim berlebaran, walaupun hanya sedikit. Kami hasilnya sedikit, maka membagi-bagikannya juga sedikit.
       Hampir setiap hari ada saja orang datang ke rumah. Ada yang membawa proposal untuk yatim piatu, ada juga yang langsung meminta untuk biaya baik transportasi atau makan. Karena hal tersebut adalah bagian perintah Allah, maka kami memberikan pelayanan yang ala kadarnya. Sedikit, akan tetapi kami tidak menghardik mereka. Firman Allah dalah surat Al Ma’un:
Aro aitaladzi yakadzi bubiddin Fadza likaladzi yaduk ‘ul yatiim, wala yahudu ‘ala tonga mil miskin fawailulil musholin aladzi nahum ‘ansholatiihim saahuun aladzi nahuum yuroo uuna wayam na’u nal maa’uun.
Artinya: ‘1. Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,3. Dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin,4. Maka kecelakaanlah kepada orang-orang yang shalat. 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, 6. Orang-orang yang berbuat ria, 7. Dan enggan menolong dengan barang yang berguna.
Yaa Allah lindungilah kami dari kecelakaan salat. Aamiin.

  (BAGIAN 3)    
    
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar