Senin, 21 Oktober 2019

THE HOLY JOURNEY TO HAJI (Bagian 13)

Prich Purwanti
( ... haji tidak boleh rofas, tidak boleh fasik, dan tidak boleh jidal, ... QS Al Baqarah ayat 197)
Novel



PINTAR DAN PANDAI
Hal pintar dan pandai adalah hal yang umumnya disebut dalam nyanyian sebagai sebab adanya guru. Seperti dalam syair lagu berikut ini:
Kita jadi pintar menulis dan membaca karna siapa,
 kita jadi pandai beraneka macam ilmu karna siapa.
Kita jadi pintar dibimbing pak guru.
 Kita bisa pandai dibimbing bu guru
Guru bak pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
Syair di atas mencerminkan keadaan kita tak akan terbebas dari kebodohan kecuali belajar bersama bapak dan ibu guru.
     Sebagai orang mukmin yaitu yang beriman kepada kitab Allah al Quran, iman yang ketiga. Telah ada suri tauladan dari Allah yaitu Nabi Muhammad saw. Tentu dari sanalah kita akan mencari tautan antara Nabi saw dengan guru. Dapatkah kita menyebutkan Nabi saw adalah seorang guru, dan sebaliknya guru termasuk juga Nabi saw. Mestinya hal tersebut benar. Sehingga tautan antara kitab suci dan pendidikan akan erat sekali dan hampir tanpa galat. Kalau Nabi bernilai sembilan, maka Allah bernilai sempurna bahkan Yang Maha sempurna. Malaikat bernilai sembilan setengah. Malaikat makhluk Allah yang amat patuh. Malaikat tidak pernah maksiat. Malaikat bukan lelaki bukan pula perempuan. Jika manusia merasa innocent, maka jadi saja malaikat.
     Dalam catatan Sabda Nabi saw ada terangkum sifat-sifat Nabi saw yaitu sidik, amanah, fatonah, dan tablik. Ada lagi satu sifat sangadah. Sidik artinya jujur atau benar. Nabi saw seorang yang benar yaitu jujur. Dalam pembagian hasil rampasan perang Nabi saw memberikan sesuai bagian masing-masing. Ada seorang perawat Nabi saw, bernama Rufaidah, dia memperoleh hadiah rampasan perang berupa qiladah yaitu kalung. Jasanya yang amat besar dalam merawat korban perang. Nasibnya yang terlunta-lunta karena suaminya dibunuh oleh pamannya sendiri. Sedang pamannya telah beriman. Mereka telah berjuang bersama menegakkan La illaha illah, menegakkan kalimat Allah. Perang melawan kaum kafir Mekah yang menyerang Madinah menyebabkan pamannya juga gugur sebagai mujahid. Pamannya berakhir khusnul khotimah. Rufaidah yang rido dengan pernyataan pamannya yang telah membunuh suaminya telah menyuruhnya sahid di jalan Allah. Mereka kelak bertemu di akhirat. Wallahua’lambisawab. Qiladah yang diterima dari Rasulullah tersebut dikenakan hingga ke alam kubur, karena rasa cintanya kepada Nabiullah Muhammad saw.
     Sifat amanah berarti Nabi saw menyampaikan risalah wahyu yang diturunkan Allah kepada beliau. Maka dari itu, setiap bulan Ramadhan selalu ada peringatan malam Nuzulul Quran.hal tersebut karena Nabi saw seorang yang amanat, menyampaikan firman Allah kepada umatnya. Mula-mula dengan bergerilya, kemudian dengan terang-terangan.
     Sifat fatonah atau pandai Nabi saw seorang yang pandai. Bagaimana mungkin seorang yang tidak bisa membaca dan menulis tiba-tiba menjadi ahli dakwah menolong kaum kafir menjadi mukmin di suku quraisy, hingga merambah dan meluas kekuasaannya ke seluruh dunia hingga kini. Subhanallah. Jika Rasul bukan orang yang pandai maka hal tersebut adalah mustahil.
     Tablik artinya mengajarkan. Nabi saw mengajarkan isi kitab suci melalui amalan-amalan yang diajarkannya. Pendidikan yang disampaikan dilaksanakan tidak selalu di dalam masjid. Kadang di bawah pohon. Seperti ketika terjadi biat ridwan. Kaum kafir dalam keadaan kalah perang dalam perawatan pun tidak dianiaya. Kepada mereka diajarkan pemahaman yang benar tentang keberadaan Tuhan. Hingga mereka mengerti dan meninggalkan sesembahan dulu yang disebut dengan lata dan uza. Sesembahan lata dan uza menebabkan nama-nama orang soleh secara kafir abdul lata atau abdul uza. Setelah menjadi orang soleh mukmin nama mereka berganti menjadi Abdullah, nama terbaik yang artinya hamba Allah.
     Sangadah adalah suatu sifat Rasul yang selalu mencari keuntungan dalam setiap usahanya. Beliau seorang pedagang, maka keuntungan yang diperoleh selalu mempertimbangkan keuntungan ukhrowi. Beliau tidak hanya semata-mata mengharapkan keuntungan dunia. Bahkan dalam salah satu Sabda beliau, seorang pedagang hanya boleh mengambil keuntungan hingga dibawah 100%. Begitu juga bila pekerjaan pertanian. Supaya hasil pertanian banyak dan manfaat, maka haruus dirumat. Diairi sawah dengan pengairan yang adil. Sekarang pun di Indonesia sistem pengairan tradisional dilaksanakan. Sistem tanam disesuaikan dengan musim. Jika musim kemarau panjang tentu yang paling tepat menanm padi jenis tanah kering yaitu padi gogo.
     Jika kita telah mafhum dengan sifat-sifat Nabi saw sebagai uswah atau guru yang memberikan suri tauladan yang baik. Maka bagaimana jika kita kaum guru menjadi seperti Nabi saw. Hanya satu caranya yaitu meneladaani uswah Nabi saw. Sifat-sifat guru mestinya memenuhi sifat Nabi saw. Sidik, guru harus jujur, jika guru sertifikasi ini sudah jelas. Yang belum sertifikasi biasanya masih mengajarkan ilmu-ilmu karbitan juga. Yaitu ilmu yang belum dikuasai secara khusus. Ini pun mesti ditekuni dan didalami sambil jalan. Nantinya juga mendapatkan peluang belajar khsus. Guru mestinya memiliki sifat fatonah. Guru kalau tidak pintar tidak mungkin sanggup berjam-jam setiap hari mengajar muridnya. Baik di pesantren maupun di sekolah. Guru mestinya memiliki sifat amanah menyampaikan. Jika guru yidak amanah, bagaimana murid bisa lulus sekolah. Guru memiliki sifat tablik, maka guru disebut pensiun jika tidak berada di dalam kelas.
     Guru artinya digugu dan ditiru. Jika kita mengikuti kaidah yang meluaskan makna maka kita akan menjumpai banyak guru dalam kehidupan. Guru yang memberikan pendidikan malah banyak sekali keberadaannya di luar sekolah. Yang waktunya tidak dibatasi. Guru yang bagaimanakah itu? Itulah guru-guru kehidupan. Pengalaman-pengalaman yang baik. Ada peribahasa asing berbunyi experience is the best teacher. Jadilah sekarang pengalaman sebagai guru yang baik.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar