NABI PAMUNGKAS dari KAUM BANI ISRAIL
(oleh
Wachidah Handasah, HU Republika, Ahad, 4 Maret 2012, hlm 6)
Isa bin Maryam as
adalah nabi terakhir dari kaum Bani Israil. Ia dilahirkan di kota Bethlehem,
Palestina, pada 1 M, di tengah Pemerintahan Raja Romawi, Herodes. Kelahirannya
merupakan mukjizat Allah karena ibunya, Maryam, adalah wanita yang dikenal suci
dan menjaga kehormatannya. Kisahnya disebutkan dalam surah Maryam ayat 16-21.
Mukjizat-mukjizat lainnya mewarnai
perjalanan dakwahnya sebagai nabi yang diutus pada 29 M. Bahkan, mukjizat juga
muncul sejak ia masih di dalam buaian ibunya, ia berbicara untuk membuktikan
ketidakbersalahan dan kesucian ibunya.
Saat menginjak usianya yang ke – 30 , Isa
pergi mendatangi Yahya bin Zakariya. Yahya membaptisnya dan memandikannya.
Menurut Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts dalam Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, inilah yang kemudian dinamakan
“pembaptisan” oleh pemeluk Nasrani.
Turunnya Malaikat Jibril setelah itu
menandai awal kanabian Isa. Ia lalu pergi ke Padang Sahara dan berpuasa selama
40 hari, Allah kemudian menurunkan, Injil, kepada Isa. Sejak itu, Nabi Isa bergerak
untuk berdakwah di tengah kaum Yahudi yang telah menyimpang dari syariat Musa
as.
Ketika Isa merasa kaumnya telah kafir dan
semakin ingkar, ia berangkat ke Baitul Maqdis pada hari raya Yahudi, ketika
orang-orang Yahudi di sekitar tempat tersebut berkumpul di sana. Hal itu
membuat marah para pendeta Yahudi sehingga mereka membuat berita dusta tentang
Isa yang disampaikan pada penguasa Romawi, Pilatus (pengganti Herodus).
Pilatus pun meminta para pendeta itu untuk
mengadili dan menghukumnya. Salah seorang pengikut Isa yang berkhianat, Yahuda
al-Askharithi (Yudas Iskariot) menunjukkan tempat persembunyian Isa. Allah
menunjukkan kekuasaannya dengan menyerupakan wajah Yahudza dengan Isa. Maka
prajurit Romawi menangkapnya dan menggiringnya pada Pilatus, lalu menyalib dan
membunuhnya.
Allah lalu mengangkat Nabi Isa yang
selamat dari pembunuhan tersebut ke sisinya. Allah berfirman dalam surah An
Nisa ayat 157-158,”...mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak [pula] yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi [yang sebenarnya],”Allah telah
mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar