Kamis, 10 Oktober 2019

Seputar Jihad Bagi Perempuan



JIHAD ATAU BERPERANG DI JALAN ALLAH
HADITS NOMOR 384
Dari Abu Musa Al Asy’ani ra, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa berperang untuk menjunjung kalimat Allah, maka ia berada di jalan Allah.”(Mutaffaq Alaih)
Kandungan hadits:
1.      Wajib ikhlas ketika berjihad. Mujahid atau pejuang sebenarnya adalah orang yang berperang agar agama Allah adalah yang tertinggi. Tidak berbahaya baginya apa yang menimpa orang lain jika tujuannya adalah meninggikan agama Allah.
2.      Boleh menginginkan keuntungan dunia dari jihad, misalnya harta rampasan perang jika dasarnya untuk berperang adalah menuai ridha Allah.dan meninggikan agama Nya. Hal itu sudah lazim dikatakan sahabat Nabi SAW. Namun jika tujuannya hanya dunia atau tujuan pokok hanyalah ingin harta rampasan maka tidak ada pahalanya. Demikian pengompromian dalil-dalil yang bertautan.
3.      Membela negeri, daerah dan harga diri muslimin adalah jihad di jalan Allah.
4.      Haram berperang karena tujuan materi atau harta atau meluaskan wilayah kerajaan.
HADITS NOMOR 3843
Dari Aisyah ra, ia berkata :” Aku bertanya :”Wahai Rasulullah, apakah perempuan wajib berjihad?” beliau menjawab:” Ya, jihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umroh.”(HR Ibnu Majah dan awalnya dalam kitab Bukhari).
Kandungan hadits:
1.      Kaum wanita tidak diwajibkan berjihad. Pahala yang diperoleh lelaki dengan berjihad diperoleh oleh wanita dengan haji umroh.
2.      Namun hal itu tidak melarang wanita untuk mengobati korban perang, memberi minum pasukan yang dahaga, mengulurkan anak panah dan mengisi peluru jika mereka hadir di medan perang. Mereka juga boleh ikut berperang untuk membela diri. Semua itu jihad untuk kaum wanita.
                     
Lalu Rasulullah bersabda:”Sudikah engkau kukabarkan tentang sumber perkara, tiang dan puncaknya?” Aku menjawab:”Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda:”Sumber perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.”
Puncak ajaran Islam adalah jihad, karena dengan jihad kalimat Allah akan menjulang tinggi, hingga Islam jaya dan mengungguli seluruh agama yang lain. Tugas itu tidak bisa diwakili oleh ibadah-ibadah yang lain. Dengan demikian, jihad adalah puncak Islam yang tertinggi. Banyak hadis yang menyebutkan bahwa jihad adalah amalan yang paling mulia. Sebagian dari hadis itu adalah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Dzar al-Ghifari; ia berkata:” Saya bertanya, Ya Rasulullah, amal apakah yang paling utama? “ Rasulullah menjawab:”Iman kepada Allah, kemudian jihad fi sabilillah.”
Sumber: alBugho, Musthafa. 2014.Pokok-pokok Ajaran Islam .Alam Books:Depok.
Buku tematis Alquran dan Al Hadis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar