Jumat, 18 Oktober 2019

THE HOLY JOURNEY TO HAJI (Bagian 6)

                                                                    
                                                            Prich Purwanti
                                   (...haji tidak rofas, tidak fasik dan tidak jidal.... . QS Al Baqarah ayat 197)

                                                                                                                                                  Novel




POLIGAMI DALAM ISLAM
Bros adalah hiasan yang terbuat dari kain renda, bunga dari kain, daun dari pita dan kemudian dirangkai sedemikian rupa. Bros merupakan asesoris yang menjadi bagian toping pada kerudung ibu-ibu jamaah haji. Bros ini telah menjadi kerajinan ibu-ibu di Darma Wanita Unit SMP N 2 Kutasari. Kerajinan tangan ini, mengingatkan aku ketika aku berada di Madinah. Ibu Wiwi menyematkan di kerudungnya aku teringat bagaimana kami kelompok haji secara beregu mengenakan bros untuk memudahkan mengenal satu sama lain.
     Elaf Taiba adalah hotel tempat kami menginap di Madinah dalam rangka Arba’in. Arba’in adalah mendirikan shalat secara berjamaah di Masjid Nabawi, sebanyak 40 waktu shalat. Jadi, kalau sehari semalam shalat wajib adalah lima waktu. Maka Arba’in memakan waktu sedikitnya delapan hari.
     Setiap pergi ke masjid, kami seregu berempat dan bertambah satu berlima pergi bersama. Hanya Ibu Rahyumi yang sering memisahkan diri, beliau mengikuti kelompok asalnya. Bersama di kamar kami, karena di kamarnya penuh. Sedang kamar kami menyediakan lima tempat tidur. Jadi hanya beliau yang memiliki bros berbeda dengan kami berempat. Bros kami kenakan di kerudung  atau mekenah agar kami mudah mengenali ketika di dalam masjid yang luas tersebut.
     Suatu hari, aku mendapatkan WA dari Roufi, si bungsuku, yang masih kelas 7 SMP. Roufi sekolah di SMP N 2 Purbalingga, dulu aku bersekolah di sana. Isi WA nya agar aku menyelesaikan soal matematika tentang bentuk aljabar. Aku tersenyum sendiri. Oh, anakku harus kuberi tahu agar mengerjakan bersama kakaknya Habib. Akan tetapi aku hanya memberi tahu Habib agar Roufi dibantu mengerjakan matematika. Aku khawatir, kalau hot spot di Elaf Taiba macet. Sebab aku hanya memiliki pulsa minim saja. Setelah pemberitahuan kepada Habib yang telah SMA, Roufi sudah tidak mengirim WA lagi.
     Suatu hari, aku mengunjungi Roudoh, yaitu makam Nabi saw. Betapa padat pengunjungnya. Mereka menjerit histeris, ketika pengunjung baru dan pengunjung lama bertukar giliran. Aku beruntung mendapatkan tiang besar untuk melindungi diri dari desakan pengunjung yang seharusnya khusuk dengan shalawatnya. Namun mereka menjerit dan melengking histeris entah apa sebabnya. Aku berpisah dengan iparku dan ketiga rekan sekamarku. Aku akhirnya mendapat tempat longgar untuk shalat tahyatal masjid, dua rokaat di karpet hijau. Ketika selesai shalat, aku melambaikan tangan mengucapkan salam, ‘Assalamu’alaika ya Nabi Muhammad saw, Assalamu’alaika ya Abu Bakar As Sidik, Assalamu’alaika Ya Umar bin Khotob”. Setelah melambaikan tangan seraya mengucapkan salam, aku dipertemukan Allah dengan iparku lagi. Aku menerobos pulang ke hotel, untuk persiapan shalat Duhur, yaitu makan ransum dari pemerintah.
     Nabi Muhammad saw, adalah Rasul yang makamnya berada di rumah beliau sendiri. Sekarang rumah beliau telah bersatu dengan Masjid Nabawi. Hanya beliau dan dua sahabatnya, yang menempati makam di dalam masjid Nabawi. Namun ada hadis, yang belum diketahui kesahihannya yang menerangkan bahwa, penghuni makam di dalam Masjid Nabawi kelak akan bertambah satu. Satu tambahan tersebut adalah Nabi Isa as, setealh diutus kembali ke alam dunia, untuk tugas khusus dalam rangka menghancurkan dajal. Dajal adalah raja iblis. Hanya Nabi Isa as, yang Allah beri tugas untuk membunuh dajal. Karena Nabi Muhammad saw adalah Nabi terakhir, maka kelak Nabi Isa as, akan menggunakan risalah Nabi Muhammad saw sebagai amalan ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Wallahua’lambisawab.
     Nabi saw, memiliki istri tiga belas dalam catatan yang konvensional. Namun dalam catatan resmi ada sebelas istri Nabi saw. Beliau berpoligami setelah Ibu Siti Khadijah wafat. Istrinya yang termuda adalah Aisyah binti Abu Bakar As Sidik. Sepeninggal Nabi umat muslim boleh beristri lebih dari satu jika mampu. Kalau tidak mampu supaya mengambil satu istri saja. Dalam keterangan Sabda Nabi saw, muslim hanya dibatasi empat istri maksimal dalam berpoligami. Teori ini hanya bagi pemeluk teguh.
     Dalam perkuliahan pernah aku mendapat tugas kemuhammadiyahan tentang poligami dalam islam. Aku membuat artikel untuk presentasi tentang poligami dengan bantuan ibuku. Ibu adalah guru mengaji selepas purna tugas. Beliau sebagai PNS yang risent, mengajukan pensiun dini karena sulit transportasi, serta telah punya cucu yang sungguh dirindukan.  
     Ketika datang hari presentasi, alangkah senang hatiku. Semua rekan mahasiswa telah berkumpul. Aku menempatkan diri di sebelah Bapak Profesor Daelami. Setelah proffesor memberitahu aturan presentasi dan waktu. Aku mulai mempresentasikan artikel poligamiku. Karena keterbatasan waktu, rekan mahasiswa hanya aku beri rangkuman artikel dari oret-oretan tulisan tangan yang belum sempat aku ketik. Aku merasa naif sekali. Seharusnya aku siapkan naskah rangkuman. Namun waktuku terbatas.
      Waktu presentasi habis. Tiba waktu bertanya dari audien. Termin pertama yang mengacingkan tangan sudah banyak sekali. Aku merasa agak gentar menghadapi penanya yang tampak begitu antusias. Pertanyaan mereka yang masih bisa kujawab ada beberapa yang sesuai dengan artikel. Namun ketika mereka bertanya yang berada diluar artikel, ya aku lemparkan kepada audien. Tentang dasar argumen artikelku, memang aku mengambil dari QS An Nisa ayat 20. Itu adalah pesan ibu tentang mengulas masalah poligami yang sesuai dengan aku yang posisi sebagai PNS atau ASN di masa kini. Masalah  mas kawin atau mahar yang haram diambil oleh suamiku apabila beliau hendak mengambil istri baru. Karena hal itu tidak patut. Hal inilah yang menyebabkan perceraian harus terjadi pada ASN, sehingga poligami bisa mereka kerjakan. Biasanya cerai masalah gaji saja. Istri akan hidup sendiri, menanggung anak suami. Suami yang baik akan tetap menafkahi anak-anaknya, meskipun mereka hidup bersama mantan istrinya. Tapi peraturan negara, melarang seorang perempuan memberikan hak asuh kepada suami, ingat lagu kasih ibu. Hak asuh sebaiknya diberikan kepada istri. Kecuali dalam keadaan istri yang melakukan kesalahan yaitu berselingkuh. Seorang ASN yang berselingkuh, atau menghianati keluarganya hanya akan diberhentikan dengan tidak hormat.
     Yang aku heran sama sekali, naskah yang kusebar kepada audien, bukan bertajuk poligami dalam islam, akan tetapi tertulis poligami dalan islam. Aku sadar naskahku salah tulis akan tetapi waktu presentasi dan diskusi sudah limit mendekati nol. Sempurna sudah bahwa untuk menjadi muslim mungkin jalan satu-satunya menerima masalah poligami. Poligami adalah perintah Allah kepada Nabi saw, ketika jaman perang dulu. Berbagai perang yang ada di jaman Rasul hidup adalah tantangan kaum musrik Mekah. Mereka menantang ajaran Nabi saw. Dan Allah telah memerintahkan Nabi saw menerima tantangan yang sebenarnya harus berani menghadapi lawan walau banyaknya seribu kali. Janda korban perang dari sahabat Nabi saw, dijadikan istri. Mereka amat keras perlawananya kepada kaum kafir itu. Hingga membela agama Nabi saw adalah keharusan bagi keluarga Nabi saw. Hanya istri terakhir Nabi saw yang masih gadis dan merupakan seorang perempuan ahli hukum islam dan ahli sastra. Beliaulah Aisyah, yang kehadirannya kepada Nabi saw diantar oleh malaikat Jibri. Ada Sabda Nabi saw, yang melarang istri Nabi saw menikah lagi sepeninggal beliau ke alam kubur. Jika larangan ini dilanggar, maka mereka akan masuk neraka. Dengan kata lain, semua keluarga Nabi Muhammad saw, adalah ahli surga. Wallahua’lambiasawa.


     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar