Prich Purwanti
(...haji tidak rofas, tidak fasik dan tidak jidal.... . QS Al Baqarah ayat 197)
Novel
POLIGAMI
DALAM ISLAM
Bros
adalah hiasan yang terbuat dari kain renda, bunga dari kain, daun dari pita dan
kemudian dirangkai sedemikian rupa. Bros merupakan asesoris yang menjadi bagian
toping pada kerudung ibu-ibu jamaah haji. Bros ini telah menjadi kerajinan
ibu-ibu di Darma Wanita Unit SMP N 2 Kutasari. Kerajinan tangan ini,
mengingatkan aku ketika aku berada di Madinah. Ibu Wiwi menyematkan di
kerudungnya aku teringat bagaimana kami kelompok haji secara beregu mengenakan
bros untuk memudahkan mengenal satu sama lain.
Elaf Taiba adalah hotel tempat kami
menginap di Madinah dalam rangka Arba’in. Arba’in adalah mendirikan shalat
secara berjamaah di Masjid Nabawi, sebanyak 40 waktu shalat. Jadi, kalau sehari
semalam shalat wajib adalah lima waktu. Maka Arba’in memakan waktu sedikitnya
delapan hari.
Setiap pergi ke masjid, kami seregu
berempat dan bertambah satu berlima pergi bersama. Hanya Ibu Rahyumi yang
sering memisahkan diri, beliau mengikuti kelompok asalnya. Bersama di kamar
kami, karena di kamarnya penuh. Sedang kamar kami menyediakan lima tempat
tidur. Jadi hanya beliau yang memiliki bros berbeda dengan kami berempat. Bros
kami kenakan di kerudung atau mekenah
agar kami mudah mengenali ketika di dalam masjid yang luas tersebut.
Suatu hari, aku mendapatkan WA dari Roufi,
si bungsuku, yang masih kelas 7 SMP. Roufi sekolah di SMP N 2 Purbalingga, dulu
aku bersekolah di sana. Isi WA nya agar aku menyelesaikan soal matematika
tentang bentuk aljabar. Aku tersenyum sendiri. Oh, anakku harus kuberi tahu
agar mengerjakan bersama kakaknya Habib. Akan tetapi aku hanya memberi tahu
Habib agar Roufi dibantu mengerjakan matematika. Aku khawatir, kalau hot spot
di Elaf Taiba macet. Sebab aku hanya memiliki pulsa minim saja. Setelah
pemberitahuan kepada Habib yang telah SMA, Roufi sudah tidak mengirim WA lagi.
Suatu hari, aku mengunjungi Roudoh, yaitu
makam Nabi saw. Betapa padat pengunjungnya. Mereka menjerit histeris, ketika
pengunjung baru dan pengunjung lama bertukar giliran. Aku beruntung mendapatkan
tiang besar untuk melindungi diri dari desakan pengunjung yang seharusnya
khusuk dengan shalawatnya. Namun mereka menjerit dan melengking histeris entah
apa sebabnya. Aku berpisah dengan iparku dan ketiga rekan sekamarku. Aku
akhirnya mendapat tempat longgar untuk shalat tahyatal masjid, dua rokaat di
karpet hijau. Ketika selesai shalat, aku melambaikan tangan mengucapkan salam, ‘Assalamu’alaika
ya Nabi Muhammad saw, Assalamu’alaika ya Abu Bakar As Sidik, Assalamu’alaika Ya
Umar bin Khotob”. Setelah melambaikan tangan seraya mengucapkan salam, aku
dipertemukan Allah dengan iparku lagi. Aku menerobos pulang ke hotel, untuk
persiapan shalat Duhur, yaitu makan ransum dari pemerintah.
Nabi Muhammad saw, adalah Rasul yang makamnya
berada di rumah beliau sendiri. Sekarang rumah beliau telah bersatu dengan
Masjid Nabawi. Hanya beliau dan dua sahabatnya, yang menempati makam di dalam
masjid Nabawi. Namun ada hadis, yang belum diketahui kesahihannya yang
menerangkan bahwa, penghuni makam di dalam Masjid Nabawi kelak akan bertambah
satu. Satu tambahan tersebut adalah Nabi Isa as, setealh diutus kembali ke alam
dunia, untuk tugas khusus dalam rangka menghancurkan dajal. Dajal adalah raja
iblis. Hanya Nabi Isa as, yang Allah beri tugas untuk membunuh dajal. Karena
Nabi Muhammad saw adalah Nabi terakhir, maka kelak Nabi Isa as, akan
menggunakan risalah Nabi Muhammad saw sebagai amalan ibadah kepada Allah
Subhanahu Wata’ala. Wallahua’lambisawab.
Nabi saw, memiliki istri tiga belas dalam
catatan yang konvensional. Namun dalam catatan resmi ada sebelas istri Nabi
saw. Beliau berpoligami setelah Ibu Siti Khadijah wafat. Istrinya yang termuda
adalah Aisyah binti Abu Bakar As Sidik. Sepeninggal Nabi umat muslim boleh
beristri lebih dari satu jika mampu. Kalau tidak mampu supaya mengambil satu
istri saja. Dalam keterangan Sabda Nabi saw, muslim hanya dibatasi empat istri
maksimal dalam berpoligami. Teori ini hanya bagi pemeluk teguh.
Dalam perkuliahan pernah aku mendapat
tugas kemuhammadiyahan tentang poligami dalam islam. Aku membuat artikel untuk
presentasi tentang poligami dengan bantuan ibuku. Ibu adalah guru mengaji
selepas purna tugas. Beliau sebagai PNS yang risent, mengajukan pensiun dini
karena sulit transportasi, serta telah punya cucu yang sungguh dirindukan.
Ketika datang hari presentasi, alangkah
senang hatiku. Semua rekan mahasiswa telah berkumpul. Aku menempatkan diri di
sebelah Bapak Profesor Daelami. Setelah proffesor memberitahu aturan presentasi
dan waktu. Aku mulai mempresentasikan artikel poligamiku. Karena keterbatasan
waktu, rekan mahasiswa hanya aku beri rangkuman artikel dari oret-oretan
tulisan tangan yang belum sempat aku ketik. Aku merasa naif sekali. Seharusnya
aku siapkan naskah rangkuman. Namun waktuku terbatas.
Waktu presentasi habis. Tiba waktu
bertanya dari audien. Termin pertama yang mengacingkan tangan sudah banyak
sekali. Aku merasa agak gentar menghadapi penanya yang tampak begitu antusias.
Pertanyaan mereka yang masih bisa kujawab ada beberapa yang sesuai dengan
artikel. Namun ketika mereka bertanya yang berada diluar artikel, ya aku
lemparkan kepada audien. Tentang dasar argumen artikelku, memang aku mengambil
dari QS An Nisa ayat 20. Itu adalah pesan ibu tentang mengulas masalah poligami
yang sesuai dengan aku yang posisi sebagai PNS atau ASN di masa kini. Masalah mas kawin atau mahar yang haram diambil oleh
suamiku apabila beliau hendak mengambil istri baru. Karena hal itu tidak patut.
Hal inilah yang menyebabkan perceraian harus terjadi pada ASN, sehingga
poligami bisa mereka kerjakan. Biasanya cerai masalah gaji saja. Istri akan
hidup sendiri, menanggung anak suami. Suami yang baik akan tetap menafkahi
anak-anaknya, meskipun mereka hidup bersama mantan istrinya. Tapi peraturan negara,
melarang seorang perempuan memberikan hak asuh kepada suami, ingat lagu kasih
ibu. Hak asuh sebaiknya diberikan kepada istri. Kecuali dalam keadaan istri
yang melakukan kesalahan yaitu berselingkuh. Seorang ASN yang berselingkuh,
atau menghianati keluarganya hanya akan diberhentikan dengan tidak hormat.
Yang aku heran sama sekali, naskah yang
kusebar kepada audien, bukan bertajuk poligami dalam islam, akan tetapi
tertulis poligami dalan islam. Aku sadar naskahku salah tulis akan tetapi waktu
presentasi dan diskusi sudah limit mendekati nol. Sempurna sudah bahwa untuk
menjadi muslim mungkin jalan satu-satunya menerima masalah poligami. Poligami
adalah perintah Allah kepada Nabi saw, ketika jaman perang dulu. Berbagai
perang yang ada di jaman Rasul hidup adalah tantangan kaum musrik Mekah. Mereka
menantang ajaran Nabi saw. Dan Allah telah memerintahkan Nabi saw menerima
tantangan yang sebenarnya harus berani menghadapi lawan walau banyaknya seribu
kali. Janda korban perang dari sahabat Nabi saw, dijadikan istri. Mereka amat
keras perlawananya kepada kaum kafir itu. Hingga membela agama Nabi saw adalah
keharusan bagi keluarga Nabi saw. Hanya istri terakhir Nabi saw yang masih
gadis dan merupakan seorang perempuan ahli hukum islam dan ahli sastra. Beliaulah
Aisyah, yang kehadirannya kepada Nabi saw diantar oleh malaikat Jibri. Ada
Sabda Nabi saw, yang melarang istri Nabi saw menikah lagi sepeninggal beliau ke
alam kubur. Jika larangan ini dilanggar, maka mereka akan masuk neraka. Dengan
kata lain, semua keluarga Nabi Muhammad saw, adalah ahli surga.
Wallahua’lambiasawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar