ONTOLOGI
NOVEL
THE HOLY JOURNEY TO HAJI
Oleh
: Prich Purwanti
(bagian 1 )
Ontologi novel berjudul The Holy Journey To Haji,
dipandang dari segi:
1. Etimologi,
atau asal usul istilah
2. Historis
atau sejarah yang melatar belakangi novel
3. Religius
atau tinjauan agama
4. Kantian
atau agama secara umum, etika dan estetika
5. Pesan
kemanusiaan, sosial.
1. ETIMOLOGI ATAU ASAL USUL ISTILAH
Berdasarkan
judul dapat dilihat bahwa bahasa adalah bercampur antara bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia. Pada bagian satu semua bahasa yang digunakan berbahasa
Indonesia, yaitu bahasa pergaulan. Jika penulis adalah orang yang berbahasa
Indonesia maka tulisannya juga berbahasa Indonesia.
Istilah-istilah umum yang digunakan
seperti kata embarkasi adalah tempat keberangkatan haji juga istilah umum.
Istilah comblang pada sub judul novel ketika ada yang membicarakan perihal
penulis berkeluarga. Dialog juga terjadi menggunakan istilah pergaulan.
2.
HISTORIS
ATAU SEJARAH YANG MELATAR BELAKANGI NOVEL
Secara
umum, novel ini tercipta karena penulis memiliki pergaulan yang luas. Akan
tetapi keadaan mereka juga tampatk misterius. Hubungan via WA, menjadi salah
satu pemicu terciptanya novel pendek ini. Novel terbagi dalam bagian-bagian
kecil. Garapan ini, menunjukkan bahwa penulis bertanggung jawab terhadap masa
yang komunitas pergaulannya tidak mengetahui. Hal-hal yang sungguh terjadi
berdasarkan catatan dan ingatannya disusun untuk meyakinkan para pembacanya.
Bagian-bagian yang pendek-pendek dari naskah menunjukkan penulis mengungkapkan
kisah dalam waktu yang pendek-pendek dan merupakan moment dari setiap
pencatatan yang berhasil diingatnya.
3.
RELIGIUS
ATAU TINJAUAN AGAMA
Secara
religius, penulis memberitahukan kepada pembaca bahwa ada hal-hal yang diluar
kekuasaannya. Semua yang terjadi dalam kisah cinta 1, 2, 3, sampai dengan 15
adalah bukan rekayasa. Kelihatan hampir tepat dan hanya itu yang penulis
miliki. Kumpulannya penulis tulis sebagai novel pendek. Sesuatu yang tercipta
karena ijinNya, berkali-kali penulis sampaikan setiap mengakhiri bagian kisah cinta.
Yang menjadi penjelasan bahwa hal-hal yang terjadi lebih merupakan warisan bagi
pembaca, jika penulis menemui Nya. Sebab kisah juga diawali dari keadaan
kesehatan yang menunjang kegigihannya menjelaskan betapa Allah yaitu Tuhan Yang
maha Esa, merupakan penyebab utama. Dalam tinjauan religius, penulis
sunngguh-sungguh menyatakan sebagai seorang muslim yang mematuhi perintah
Tuhan. Sebab dia memberitahukan bahwa sampai dua kali mengunjungi Roudoh
sebagai makam Nabi Muhammad saw. Selain hal tersebut, penulis juga merupakan
seorang muslimah yang dapat dipercaya, karena ditinjau dari Sabda Nabi sawa, maka
yang menyelesaikan Arbain di Masjid Nabawi adalah terhindar dari sifat munafik,
yaitu dapat dipercaya.
Walaupun penulis menyebutkan bukan
kehendak sendiri dalam menunaikan ibadah haji, hanya karena perintah orang tua,
namun dia telah melaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa penulis adalah seorang
yang mengikuti perintah Allah SWT dalam berbirulwalidain.
4.
KANTIAN
ATAU AGAMA SECARA UMUM, ETIKA DAN ESTETIKA
Secara
umum, sikap religius penulis, menunjukkan bahwa dia seorang yang cukup mampu
untuk melaksanakan ibadah ke tanah suci. Kemampuannya dinyatakan dalam
pemeriksaan kesehatan di Donohudan, ia merasa bersyukur telah lolos dari gelang
kesehatan yang menunjukkan dia seorang yang sakit keras. Dugaan sementara pihak
RSU Goetheng, yang menyatakan kemungkinan akan menemui ajal setahun lagi,
merupakan penyemangat juga untuk berdoa, agar Allah mengampuni dosa. Hal ini
secara umum akan dilaksanakan oleh setiap manusia yang baik. Berdoa agar
diampuni dosanya agar terbebas dari siksa akhirat, terlepas dari siksa neraka.
Tangisan yang dia ceritakan ketika berdoa
bersama di Ka’bah bersama TPHD adalah bukti bahwa tokoh yang dimaksud adalah
penulis sendiri seorang yang alim. Etika yang dikerjakan tokoh yaitu menyingkir
ketika orang-orang berdatangan, juga mencerminkan sikap santun kepada pemakai
tempat ibadat tersebut.
Secara estetika, penulis menceritakan
kisahnya, seperti sedang bercakap-cakap dengan rekannya. Yang amat jauh
keberadaannya darinya. Mereka menanyakan, penulis menjawab lewat penokohannya
sendiri.
5.
PESAN
KEMANUSIAAN, SOSIAL
Pesan kemanusiaan dari novel pendek
berjudul The Holy Journey To Haji, bagian 1, ini ada beberapa:
1. Setiap
makhluk harus mengingat penciptaannya. Sehingga mengingat ayah dan ibunya.
2. Setiap
kenyataan yang menjadi bagian hidup, adalah menjadi kewajiban manusia untuk
mensyukuri,
3. Bahwa
makhluk hidup yang Allah ciptakan, adalah akan mengalami mati.
4. Memiliki
perasaan ikut sengsara bila orang lain sengsara adalah perasaan yang baik, jika
diikuti dengan tindakan positif juga.
5. Mencintai
sesama hidup termasuk di dalamnya mencintai makhluk hidup yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar